Search

'Lockdown' Jadi Perhatian Utama Investor Bursa RI Pekan Depan - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia mengalami penguatan pada perdagangan pekan ini. Namun penguatan pasar saham domestik tersebut terjadi dengan fluktuasi yang cukup tinggi. 

Minggu ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat melesat 0,85% secara point-to-point. IHSG berhasil rebound pada pekan ini. Berikut kinerja indeks saham utama Benua Kuning pada perdagangan pekan ini:


Sentimen pekan ini adalah terkait pengumuman kebijakan terkait suku bunga acuan sejumlah bank sentral di tiga negara, yakni bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) dan Bank Indonesia (BI)

Sentimen yang pertama, dari Amerika Serikat (AS), dimana bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) mengumumkan bahwa suku bunga acuan tetap dipertahankan di level rendah

Pemimpin The Fed, Jerome Powell, mengumumkan suku bunga tetap sebesar 0,25%, sementara nilai pembelian aset (quantitative easing/QE) tidak akan ditingkatkan.

Selain itu, Powell juga optimistis terhadap pemulihan ekonomi AS, dengan merevisi proyeksi produk domestic bruto (PDB), inflasi, serta tingkat pengangguran. 

Sementara itu Gubernur BI, Perry Warjiyo, pada Kamis (17/9/2020) siang mengumumkan mempertahankan suku bunga acuan sebesar 4%.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 16-17 September 2020  memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 4%, suku bunga Deposit Facility sebesar 3,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,75%," papar Perry dalam keterangan usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode September 2020, Kamis (17/9/2020).

Kemudian Kamis sorenya, bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) mengumumkan mempertahankan suku bunga acuan 0,1%. Sembilan anggota pembuat kebijakan (Monetary Policy Committee/MPC) sepakat untuk tidak merubah suku bunga.

Selain itu MPC juga sepakat untuk mempertahankan program pembelian aset (quantitative easing/QE) senilai 745 miliar poundsterling.

Pekan Depan

Untuk sentimen pekan depan yang pertama adalah kabar dari Inggris terutama di kota London yang rencananya akan menerapkan kembali lockdown, terkait gelombang kedua dari Covid-19, dimana terjadi lonjakan kasus di kota tersebut.

Data pemerintah setempat pada hari Sabtu (19/9/2020) menunjukkan 4.422 kasus baru, 100 lebih banyak dari pada hari Jumat dan total harian tertinggi sejak 8 Mei, berdasarkan hasil tes positif.

Sentimen kedua yakni ketegangan antara AS dengan China, yang kembali memanas, ditandai dengan rencana pelarangan penggunaan aplikasi pesan WeChat dan aplikasi video TikTok di Amerika Serikat.

Selain itu, babak baru terjadi di perang dagang China dengan Amerika Serikat (AS).Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) memutuskan bahwa administrasi Presiden Donald Trump sebagai pihak yang "kalah".

AS dikatakan WTO melanggar aturan perdagangan global karena memberlakukan tarif miliaran dolar dalam perang dagangnya ke China. WTO mengatakan bea masuk AS melanggar aturan perdagangan karena hanya berlaku untuk China.

Sentimen lainnya, yakni beberapa data ekonomi yang akan mempengaruhi laju pergerakan IHSG maupun rupiah, diantaranaya adalah rilis data indeks manajer pembelian (PMI) Jepang, Eropa, Amerika Serikat, dan China.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(chd/chd)

Let's block ads! (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMieWh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIwMDkyMDE3NDAyOC0xNy0xODgwNzEvbG9ja2Rvd24tamFkaS1wZXJoYXRpYW4tdXRhbWEtaW52ZXN0b3ItYnVyc2EtcmktcGVrYW4tZGVwYW7SAQA?oc=5

2020-09-20 12:00:00Z
52782391379531

Bagikan Berita Ini

0 Response to "'Lockdown' Jadi Perhatian Utama Investor Bursa RI Pekan Depan - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.