Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi pada perdagangan Rabu kemarin (30/9/2020) sebesar 0,18% ke level 4.870,03 poin.
Nilai transaksi harian bursa mencapai Rp 7,02 triliun dengan volume 11 miliar unit saham. Investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih Rp 481,82 miliar.
Beberapa saham yang banyak ditransaksikan ialah PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Global Mediacom Tbk (BMTR), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).
Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai perdagangan Kamis (1/10/2020):
1.Kabar Gembira! Mulai Oktober Kalbe Farma Pasarkan Remdesivir
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) akan mulai memasarkan obat terapi pasien Covid-19 jenis Remdesivir di Indonesia dengan merk jual Covifor. Perusahaan bertindak sebagai distributor dari produk yang diproduksi oleh perusahaan asal India, Hetero.
Direktur Utama Kalbe Farma Vidjongtius mengatakan perusahaan bekerja sama dengan perusahaan asal India dan subsidiarinya yang berlokasi di Indonesia untuk memasarkan dan mendistribusikan obat yang diproduksi di India ini.
"Perjanjian kerjasama pemasaran dan distribusi antara Kalbe dan PT Amarox Pharma Global dan Hetero, India ditandatangani pada tanggal 28 September 2020 dan langsung dimulai proses persiapan pengadaan produk jadinya sehingga mulai Oktober sudah bisa dipasarkan," kata dia kepada CNBC Indonesia, Rabu (30/9/2020).
2.Menang Gugatan, Saham Emiten Milik Mertua Syahrini Melejit!
Harga saham PT Global Mediacom Tbk (BMTR), induk usaha bisnis media Grup MNC, langsung ditutup meroket 7,69% di posisi Rp 224/saham pada perdagangan terakhir di bulan September 2020, Rabu (30/9/2020). Dalam 5 hari perdagangan terakhir, harga saham BMTR cuan 4,67%.
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, saham BMTR ditransaksikan hari ini sebesar Rp 126,86 miliar dengan volume perdagangan 561,25 juta saham.
Meski naik pada hari ini, saham BMTR yang juga dimiliki investor kawakan Lo Kheng Hong ini masih minus 23,81% dan year tp date terkoreksi 36% dengan kapitalisasi pasar Rp 3,71 triliun.
3.Benarkah Merpati Tak Akan Pernah Terbang Lagi?
Kementerian Badan Usaha MIlik Negara (BUMN) menyebutkan saat ini sudah terdapat 14 perusahaan yang telah masuk dalam pipeline untuk dilikuidasi bisnisnya. Hal ini dilakukan lantaran perusahaan-perusahaan tersebut dinilai sudah tak lagi memiliki nilai ekonomis lagi.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan likuidasi perusahaan ini nantinya akan dilakukan melalui PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero)/PPA. Perusahaan ini akan ambil bagian untuk melakukan likuidasi ataupun mengelola BUMN lainnya yang dinilai masih bisa dipertahankan.
"Kalau memang tidak bisa dipertahankan maka ada kemungkinan tutup, digabungkan atau bentuk strategis," kata Arya dalam video yang diunggah dalam akun Matangasa Institute, dikutip Rabu (30/9/2020).
4.Gagal Bayar! Saham & Obligasi Modernland Disuspensi BEI
Otoritas bursa atau Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan (suspensi) saham dan obligasi PT Modernland Realty Tbk.(MDLN) sejak sesi II perdagangan Rabu 30 September 2020.
Hal ini dilakukan BEI karena terjadi gagal bayar atas kupon surat utang milik perusahaan kepada investor.
Keputusan suspensi ini, berdasarkan pengumuman BEI Pada Rabu (30/9) merujuk pada, Surat PT Modernland Realty Tbk. (Perseroan) No. 060/MDLN-DIR/IX/2020 tanggal 30 September 2020 perihal Keterbukaan Informasi atau Fakta Material oleh Perseroan atau Perusahaan Publik serta Surat Perseroan No. 016/MDLN-CORSEC/IX/2020 tanggal 29 September 2020 perihal Penjelasan atas Pemberitaan Media Massa.
"Dapat kami sampaikan bahwa entitas anak Perseroan, JGC Ventures Pte. Ltd., tidak melakukan pembayaran kupon atas Guaranteed Senior Notes due 2021 yang telah jatuh tempo, dimana Perseroan bertindak sebagai parent guarantor," sebut Irvan Susandy Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI dalam surat yang dipublikasikan dalam keterbukaan informasi, Rabu (30/9/2020).
5.PTBA Geber Terus Gasifikasi Batu Bara, Target Komersial 2025!
Emiten pertambangan batu bara BUMN, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memastikan terus menjalankan proyek hilirisasi batu bara di Tanjung Enim, Sumatera Selatan kendati ekonomi Indonesia di ambang resesi, alias terkontraksi dalam dua kuartal beruntun akibat pandemi Covid-19.
Direktur Utama PTBA, Arviyan Arifin menyampaikan, proyek pengembangan Dimethyl Ether (DME) ini diyakini akan mengurangi ketergantungan impor energi LPG (Liquified Petroleum Gas) alias gas minyak bumi.
Dengan cadangan batu bara RI yang melimpah, 39,9 miliar ton pada Januari 2020, Indonesia bisa memenuhi kebutuhan LPG sendiri melalui proses hilirisasi batu bara.
"Hilirisasi batu bara kita tetap jalan terus. Saat ini 70% masyarakat Indonesia masih gunakan LPG sebagai bahan bakar untuk rumah tangga dan industri restoran, hotel, menurut hemat saya ini produk substitusi impor, tidak ada terkait erat dengan resesi ekonomi," kata Arviyan, dalam paparan publik secara daring, Rabu (30/9/2020).
6.Sstt...Japfa Kabarnya Jual Produsen Susu Greenfields Rp 7,5 T
Induk usaha emiten pakan ternak dan poultry, PT Japfa Comfeed Indonesi Tbk (JPFA) yakni Japfa Ltd yang tercatat di Bursa Singapura tengah dalam negosiasi untuk melepas unit bisnis produksi susu di Indonesia yakni PT Greenfields Indonesia.
Berdasarkan beberapa sumber Bloomberg yang mengetahui informasi tersebut, rencana pelepasan saham Greenfields Indonesia ini berpotensi meraih dana sebesar US$ 500 juta atau setara dengan Rp 7,5 triliun. Perusahaan industri agri-food di Singapura ini disebutkan telah memulai proses penjualan untuk Greenfields Indonesia, bekerja sama dengan penasihat keuangan dalam transaksi tersebut.
Sejumlah sumber tersebut meminta untuk tidak disebutkan namanya karena proses transaksi tersebut bersifat rahasia.
"Japfa disebutkan memilih beberapa calon pembeli dan mengundang mereka untuk mengajukan penawaran yang mengikat," kata sumber tersebut, dikutip Rabu (30/9/2020).
7.Rogoh Rp 1 T, Emiten Prajogo Pangestu Siap Buyback Saham
Emiten milik pengusaha nasional Prajogo Pangestu, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) mengumumkan rencana pembelian kembali saham (buyback) perseroan sebanyak-banyaknya Rp 1 triliun.
Dalam pengumuman yang disampaikan manajemen di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai pembelian tersebut sebanyak-banyaknya 2% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh perseroan.
Periode buyback saham akan dilaksanakan selama 3 bulan sejak 29 September sampai dengan 29 Desember 2020. Buyback akan dilakukan dengan harga yang dianggap baik dan wajar oleh perseroan.
8.3 BUMN Keroyokan Bikin Baterai Mobil Listrik, Kapan Dimulai?
PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) atau MIND ID dan PT Pertamina (Persero) akan 'keroyokan' membangun pabrik baterai listrik.
Direktur Utama Inalum Orias Petrus Moedak mengatakan selain Pertamina, perseroan juga menggandeng PT PLN (Persero).
Orias mengatakan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kini telah membentuk tim untuk pengembangan industri baterai kendaraan listrik. Tim ini menurutnya diketuai oleh Komisaris Utama Inalum Agus Tjahajana Wirakusumah.
"Untuk pengembangan electric vehicle (EV) battery, ada tim yang sudah dibentuk oleh pak Menteri BUMN. Itu sedang dilakukan kajian oleh tim tersebut, ketuanya Pak Komut dari Inalum. Itu kerja sama dengan PLN dan Pertamina," jelasnya kepada wartawan di Gedung DPR RI, Selasa(29/09/2020).
[Gambas:Video CNBC]
(tas/tas)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMieGh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIwMTAwMTA4NDQzNi0xNy0xOTA3NjcvMTQtYnVtbi1zaWFwLWRpbGlrdWlkYXNpLWthbGJlLXNpYXAtcGFzYXJrYW4tb2JhdC1jb3ZpZC0xOdIBAA?oc=5
2020-10-01 02:05:00Z
52782406539548
Bagikan Berita Ini
0 Response to "14 BUMN Siap Dilikuidasi, Kalbe Siap Pasarkan Obat Covid-19 - CNBC Indonesia"
Post a Comment