JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah saat ini sedang mengupayakan beberapa usulan stimulus untuk mendongkrak pasar otomotif. Salah satunya seperti penghapusan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) untuk mobil baru.
Dengan demikian, otomatis harga mobil baru akan lebih murah. Lalu apakah hal tersebut akan berimbas pada penjualan mobil bekas yang memang sedang tumbuh ?
Menanggapi adanya rencana stimulus tersebut, Herjanto Kosasih, Senior Marketing Manager WTC Mangga Dua, mengatakan bila dari segi penjualan tidak akan berpengaruh karena punya pasarnya sendiri-sendiri.
Baca juga: Menperin Usul Pangkas PKB, Gaikindo Bilang Belum Cukup
"Segmen konsumennya beda, jadi tidak berpengaruh. Trennya sekarang konsumen lebih menyesuaikan dana, contoh dia punya uang Rp 60 juta, bisa beli apa, dan tentu pilihannya kalau begitu di pasar mobil bekas, tidak akan lari ke mobil baru," kata Herjanto kepada Kompas.com, Selasa (22/9/2020).
Herjanto mengatakan keringanan pajak nol persen untuk mobil baru, bila dilihat dari kondisi saat ini tidak akan berpengaruh signifikan juga untuk mendongkrak penjualan. Pasalnya, masalah utama bukan hanya daya beli masyarakat, tapi kemampuan keuangannya juga.
Dari dua faktor tersebut, membuat tren konsumen saat ini juga berubah, yakni mencari mobil untuk sisi fungsionalitas dengan mengikuti bujet yang dimiliki, tak lagi memikirkan model yang diinginkan.
"Jadi ada pajak nol persen pun menurut saya tak berpengaruh besar, ingin beli tapi kalau kemampuannya tidak ada juga percuma kan. Kalau dilihat, saat ini orang beli mobil itu karena benar-benar butuh, selain itu juga menyesuaikan dana yang dimiliki, makanya lagi ke mobil second," ucap Herjanto.
"Mereka butuh karena khawatir naik transportasi umum, karena itu yang banyak diburu juga mobil dengan harga murah. Dari LCGC sampai tahun lawas tidak masalah asal sesuai dana yang mereka punya," kata dia.
Baca juga: Tren Jual Beli Mobil Bekas Secara Online Makin Meningkat
Senada dengan Herjanto, Ridwan pedagang mobil bekas di Klender, Jakarta Timur, juga mengatakan hal yang sama. Menurut dia, mobil bekas menjadi pilihan yang paling logis di tengah kondisi pandemi saat ini.
Bukan hanya karena harga murah dan tinggal pakai saja, tapi secara pilihan modelnya cukup banyak yang bisa disesuaikan dengan dana yang dimiliki konsumennya.
"Contoh punya dana Rp 100 juta, kosumen bisa pilih LCGC matik atau manual, kalau tidak suka masih bisa cari MPV seperti Avanza atau Xenia yang lawas. Kalau mobil baru karena harganya udah terpatok kan sulit menyesuaikan keuangannya," ucap Ridwan.
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMibWh0dHBzOi8vb3RvbW90aWYua29tcGFzLmNvbS9yZWFkLzIwMjAvMDkvMjIvMTcwMTAwMDE1L25hc2liLW1vYmlsLWJla2FzLWRpLXRlbmdhaC1yZW5jYW5hLXN0aW11bHVzLW1vYmlsLWJhcnXSAXFodHRwczovL2FtcC5rb21wYXMuY29tL290b21vdGlmL3JlYWQvMjAyMC8wOS8yMi8xNzAxMDAwMTUvbmFzaWItbW9iaWwtYmVrYXMtZGktdGVuZ2FoLXJlbmNhbmEtc3RpbXVsdXMtbW9iaWwtYmFydQ?oc=5
2020-09-22 10:01:00Z
52782392893716
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Nasib Mobil Bekas di Tengah Rencana Stimulus Mobil Baru - Kompas.com - Otomotif Kompas.com"
Post a Comment