Search

Santer Isu Independensi BI, IHSG Galau! Asing Beli BBCA-TLKM - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan Senin (21/9/20) merah tipis yakni turun 0,23 indeks poin di level 5.058,99.

Selang 12 menit IHSG masih bergerak liar. Setelah sempat turun IHSG hijau tipis 0,17% di level 5.069,09 akibat ketakutan para pelaku pasar terhadap isu independensi Bank Indonesia (BI).

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 21 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 715 miliar.


Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Astra Internasional Tbk (ASII) dengan jual bersih sebesar Rp 3 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 10 miliar.

Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan beli bersih sebesar Rp 13 miliar dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan net buy sebesar Rp 1 miliar.

Sentimen dari dalam negeri soal Bank Indonesia (BI) yang akan kembali menjadi pengawas industri perbankan. Kabar ini kembali muncul di pasar. Bahkan, kabar terbaru menyebutkan perubahan payung hukum tersebut tak lama lagi dibahas pemerintah bersama DPR.

Hal ini menimbulkan isu terhadap independensi BI akan kembali menggoyahkan minat para pelaku pasar dan investor untuk berinvestasi. Ada kemungkinan pelaku pasar dan investor akan melakukan capital outflow kembali terkait akan hal ini seperti yang kita lihat beberapa waktu lalu.

Selanjutnya bursa di kawasan Asia terpantau bervariatif. Hang Seng Index di Hong Kong turun 0,62%, sedangkan Indeks STI di Singapura terapresiasi 0,22%, dan Indeks SSE di China turun 0,14%.

Beralih ke bursa saham New York, Jumat dini hari pekan lalu tiga indeks utama Wall Street berdarah. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) anjlok 0,8%. Untuk indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing terdepresiasi 1,12% dan 1,07%.

The Fed saat mengumumkan kebijakan moneter menyatakan tidak akan menaikkan suku bunga hingga tahun 2023, sementara program pembelian aset (quantitative easing/QE) masih akan dilakukan dengan nilai yang sama seperti saat ini. Artinya, tidak ada stimulus tambahan dari bank sentral paling powerful di dunia tersebut.

Sementara itu dari pemerintah, Presiden AS Donald Trump, mengindikasikan stimulus yang lebih besar dari US$ 2 triliun. Meski demikian Partai Republik, dan Demokrat masih belum sepakat akan besarnya stimulus tambahan yang akan digelontorkan.

Ketegangan AS dengan China juga memperburuk sentimen pelaku pasar, hal ini terjadi setelah Pemerintah AS mengatakan akan memblokir TikTok dan WeChat pada minggu (20/9/2020). Rencana tersebut muncul di tengah upaya Oracle menjadi mitra TikTok di AS, dan menjadi pemegang sama minoritas.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(trp/trp)

Let's block ads! (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMieGh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIwMDkyMTA5MTgxMy0xNy0xODgxMjUvc2FudGVyLWlzdS1pbmRlcGVuZGVuc2ktYmktaWhzZy1nYWxhdS1hc2luZy1iZWxpLWJiY2EtdGxrbdIBAA?oc=5

2020-09-21 02:24:09Z
52782391379531

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Santer Isu Independensi BI, IHSG Galau! Asing Beli BBCA-TLKM - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.