Search

Investor Jangan Panik! IHSG Sesi II Gak Bakal Ambles Dalam - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan sesi pertama Rabu (16/9/2020), setelah pelaku pasar memperkirakan bank sentral, Bank Indonesia (BI), bakal mempertahankan suku bunga acuan meski risiko resesi kian besar.

IHSG pada sesi pertama berakhir melemah 0,7% atau 37,7 poin ke 5.063,134, melanjutkan pelemahan pada sesi pembukaan sebesar 0,14% di level 5.108,12.

Data perdagangan mencatat, sebanyak 124 saham menguat, 250 melemah, dan 167 lainnya flat.


Investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 520,7 miliar di pasar reguler hari ini dari total nilai transaksi harian sebesar Rp 3,7 triliun. Pelemahan terjadi di tengah rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang berlangsung hari ini dan besok.

Bank sentral nasional tersebut diperkirakan mempertahankan suku bunga acuannya.

Tekanan yang dialami rupiah sejak awal kuartal III-2020 membuat bank sentral berbasis di MH Thamrin ini agak sulit menurunkan BI 7 Day Reverse Repo Rate, meski perekonomian Indonesia tengah di bibir jurang resesi.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan suku bunga acuan bakal tetap bertahan di 4% dalam RDG (Rapat Dewan Gubernur) bulan ini. Hal ini membuat pelaku pasar bertaruh bahwa pemulihan ekonomi bakal kian panjang karena otoritas moneter tak memberikan insentif tambahan.

Teknikal IHSG 24 September 2020/Tri PutraFoto: Teknikal IHSG 24 September 2020/Tri Putra
Teknikal IHSG 24 September 2020/Tri Putra

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Saat ini, IHSG berada di area batas bawah, dengan BB yang melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terbatas atau sideways.

Untuk merubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 4.860. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 4.823.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 27, yang menunjukkan adanya indikator jenuh jual namun apabila momentum sedang kuat maka indikator RSI bisa bertahan di area jenuh jual dalam waktu yang lama.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas bawah, maka pergerakan selanjutnya cenderung sideways atau bergerak menyamping. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang masih berada di angka netral.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(trp/trp)

Let's block ads! (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMid2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIwMDkyNDEyMTgxOC0xNy0xODkxMzUvaW52ZXN0b3ItamFuZ2FuLXBhbmlrLWloc2ctc2VzaS1paS1nYWstYmFrYWwtYW1ibGVzLWRhbGFt0gEA?oc=5

2020-09-24 06:23:29Z
52782397176529

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Investor Jangan Panik! IHSG Sesi II Gak Bakal Ambles Dalam - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.