Search

Terlibat Transaksi Ilegal, Saham HSBC & Stanchart Ambruk - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham HSBC dan Standard Chartered (StanChart) anjlok ke level terendah sejak 1998 pada Senin (21/9/2020), setelah adanya laporan media yang menyatakan kedua bank ini, serta Barclays dan Deutsche Bank, terlibat pemindahan sejumlah besar dana ilegal selama hampir dua dekade.

Saham HSBC di Bursa London turun sebanyak 3,6% ke level terendah sejak krisis mata uang Asia tahun 1998. Sejak awal 2020, hampir setengah saham HSBC turun.

Sementara saham StanChart turun sebanyak 3,6% ke level terendah 22 tahun terakhir, dengan latar belakang aksi jual yang lebih luas di pasar, dengan indeks bank Eropa STOXX turun 4%.


Pemberitaan media tersebut berdasarkan laporan aktivitas mencurigakan (suspicious activity reports/SAR) yang bocor. Laporan tersebut diajukan oleh bank dan perusahaan keuangan lainnya ke Jaringan Penegakan Kejahatan Keuangan (Financial Crimes Enforcement Network/FinCen) Departemen Keuangan Amerika Serikat.

Lebih dari 2.100 SAR, yang belum tentu semuanya merupakan bukti kesalahan, diperoleh oleh media AS BuzzFeed News dan dibagikan kepada Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ) dan organisasi media lainnya.

Data SAR tersebut berisi informasi tentang lebih dari US$ 2 triliun transaksi antara tahun 1999 dan 2017, yang ditandai mencurigakan oleh departemen kepatuhan internal lembaga keuangan.

ICIJ melaporkan bahwa dokumen yang bocor adalah sebagian kecil dari laporan yang diajukan ke FinCen. Menurut laporan ICIJ, HSBC dan StanChart termasuk di antara lima bank yang paling sering muncul dalam dokumen tersebut.

Dalam pernyataan kepada Reuters pada Minggu (20/9/2020), HSBC mengatakan "semua informasi yang diberikan oleh ICIJ bersifat historis". Bank tersebut mengatakan bahwa pada tahun 2012 pihaknya telah memulai "perjalanan beberapa tahun untuk merombak kemampuannya dalam memerangi kejahatan keuangan".

StanChart mengatakan dalam bahwa pihaknya mengambil "tanggung jawab untuk memerangi kejahatan keuangan dengan sangat serius dan telah berinvestasi secara substansial dalam program kepatuhan kami".

Sementara bank Barclays mengatakan pihaknya yakin telah mematuhi "semua kewajiban hukum dan peraturannya, termasuk dalam kaitannya dengan sanksi AS".

Jumlah SAR paling banyak disembunyikan terkait dengan Deutsche Bank, yang sahamnya turun 5,2% pada Senin. Dalam sebuah pernyataan pada Minggu, Deutsche Bank mengatakan ICIJ telah "melaporkan sejumlah masalah bersejarah".

"Kami telah mencurahkan sumber daya yang signifikan untuk memperkuat kontrol kami dan kami sangat fokus untuk memenuhi tanggung jawab dan kewajiban kami," kata jubir Deutsche Bank.

Di antara beberapa bank global lainnya, HSBC dan StanChart telah membayar denda miliaran dolar dalam beberapa tahun terakhir karena melanggar sanksi AS terhadap Iran dan aturan anti pencucian uang.

Laporan media tersebut datang pada saat yang sulit bagi dua bank yang bermarkas di London, Inggris ini. Baik HSBC dan StanChart menghasilkan sebagian besar keuntungan di Asia, dan kini terguncang oleh dampak pandemi Covid-19, ketegangan AS-China, dan ketidakpastian politik di Hong Kong.


[Gambas:Video CNBC]

(hps/hps)

Let's block ads! (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMic2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIwMDkyMTE3MjEzNi0xNy0xODgzMTkvdGVybGliYXQtdHJhbnNha3NpLWlsZWdhbC1zYWhhbS1oc2JjLXN0YW5jaGFydC1hbWJydWvSAQA?oc=5

2020-09-21 11:10:00Z
52782392587949

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Terlibat Transaksi Ilegal, Saham HSBC & Stanchart Ambruk - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.