KOMPAS.com – Minyak goreng kelapa sawit belakangan menyita perhatian masyarakat, pasalnya harga minyak sempat melonjak cukup pesat yakni berada di kisaran Rp 18.000-Rp 20.000 per liternya.
Menyikapi jeritan masyarakat, pemerintah kemudian membuat kebijakan baru sehingga harga minyak goreng kelapa sawit pun turun per 1 Februari 2022 menjadi Rp 11.500- Rp 14.000 per liter.
Di tengah ramainya perhatian masyarakat pada minyak goreng kelapa sawit, tahukah Anda jika sebenarnya kelapa sawit bukanlah tanaman asli Indonesia? Serta bahwa dulunya Indonesia tidak menggunakan minyak goreng kelapa sawit sebagai minyak goreng?
Baca juga: Daftar Harga Minyak Goreng Terbaru yang Berlaku Mulai Hari Ini
Mengutip Harian Kompas, 30 Agustus 1975, kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika dan baru didatangkan pertama kali ke Indonesia pada tahun 1848.
Ketika itu ada empat bibit kelapa sawit yang didatangkan, di mana dua melalui Amsterdam, sedangkan yang lain melalui Reunion. Bibit-bibit kelapa sawit tersebut kemudian ditanam di Kebun Raya Bogor.
Awalnya, tanaman ini ditanam sebagai tanaman penghias jalan di sekitar perkebunan tembakau saja.
Karena produksi buahnya bagus, pengusaha asal Belanda kemudian tertarik untuk membangun perkebunan kelapa sawit.
Mulai tahun 1911 industri kelapa sawit pun berkembang di Sumatera Utara. Bersamaan dengan itu, Inggris kemudian juga membuka perkebunan kelapa sawit di Malaysia.
Pada tahun 1974 luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia sudah mencapai 170.000 hektar yang tersebar di wilayah Sumatea.
Meski di Indonesia kepala sawit ditanam di perkebunan besar, namun di tanah asalnya, Afrika, kelapa sawit hanya ditanam sebagai tanaman rakyat biasa.
Baca juga: Daftar Harga Minyak Goreng Berlaku 1 Februari, Mulai Rp 11.500 Per Liter
Penggunaan minyak kelapa sawit sebagai minyak goreng
Sebagaimana dikutip dari buku Kehidupan Petani Panderes Gula Kelapa di Pangandaran, dulunya masyarakat Indonesia menggunakan minyak kelapa sebagai pilihan minyak goreng.
Ketika itu pemerintah bahkan memberikan dukungan berupa program pembuatan Perkebunan Inti Rakyat (PIR) yang didirikan di beberapa daerah di antaranya di wilayah Pangandaran sebagai wilayah yang banyak ditumbuhi pohon kelapa.
Perkebunan buah kelapa di waktu itu diharapkan bisa memenuhi kurangnya kebutuhan daging buah kelapa untuk dijadikan kopra.
Kopra sendiri adalah daging buah kelapa tua yang dikeringkan dan dijadikan bahan baku utama pembuatan minyak goreng kelapa di pabrik-pabrik rakyat.
Baca juga: Cara Pembuatan Minyak Goreng dari Kelapa dan Sejarahnya
Hingga pada suatu titik, masyarakat pun akhirnya menemukan fakta bahwa bahan baku yang lebih efisien digunakan sebagai minyak goreng adalah kelapa sawit dan bukan kelapa.
Mengutip Harian Kompas, 16 Juni 1979, pemerintah ketika itu mulai mengandalkan penyediaan minyak kelapa sawit dibanding minyak kelapa untuk minyak goreng.
Salah satu faktor munculnya kebijakan tersebut adalah karena minyak kelapa di pasaran internasional melonjak tinggi sehingga tidak ekonomis jika mengimpor minyak kelapa untuk mencukupi kebutuhan minyak goreng domestik.
“Minyak kelapa sawit sebagai minyak goreng dalam jangka panjang akan lebih disukai konsumen daripada eks minyak kelapa karena minyak goreng dari kelapa sawit tidak mengandung zat-zat kimia yang bisa mengakibatkan kolesterol,” ujar Menteri Perdagangan dan Koperasi saat itu, Radius Prawiro.
Sementara itu mengutip Harian Kompas, 4 Agustus 1984, komoditas kelapa sawit juga lebih mendapat prioritas pemerintah karena dari segi kultur teknis dan ekonomis lebih cepat menghasilkan dibandingkan kelapa.
Berkat berbagai faktor yang melatarbelakangi itulah, secara perlahan kelapa sawit mulai menggeser kelapa biasa untuk dijadikan komoditas minyak goreng.
Harga buah kelapa pun jadi melemah atau murah. Hingga sejumlah petani kelapa kemudian beralih mengolah kelapa jadi gula kelapa.
Baca juga: 6 Minyak Goreng Alternatif Pengganti Minyak Sawit untuk Memasak
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMigQFodHRwczovL3d3dy5rb21wYXMuY29tL3RyZW4vcmVhZC8yMDIyLzAyLzAxLzE1MzAwMDU2NS9zZWphcmFoLW1pbnlhay1nb3JlbmctcGVyZ2VzZXJhbi1kYXJpLWtlbGFwYS1rb3ByYS1rZS1rZWxhcGEtc2F3aXQ_cGFnZT1hbGzSAXhodHRwczovL2FtcC5rb21wYXMuY29tL3RyZW4vcmVhZC8yMDIyLzAyLzAxLzE1MzAwMDU2NS9zZWphcmFoLW1pbnlhay1nb3JlbmctcGVyZ2VzZXJhbi1kYXJpLWtlbGFwYS1rb3ByYS1rZS1rZWxhcGEtc2F3aXQ?oc=5
2022-02-01 08:30:00Z
1272774423
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sejarah Minyak Goreng, Pergeseran dari Kelapa Kopra ke Kelapa Sawit - Kompas.com - KOMPAS.com"
Post a Comment