Jakarta, CNBC Indonesia - Nasib kurang mujur harus dirasakan pasar saham domestik pada perdagangan kedua bulan Februari 2022.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) keluar dari level psikologis 6.700. Pada penutupan perdagangan kemarin (3/2), IHSG melemah 0,35% dan berakhir di level 6.683,85.
Pelemahan IHSG terjadi setelah sehari sebelumnya indeks menguat lebih dari 1% dan mendekati level tertingginya (All Time High).
Namun di saat IHSG koreksi, asing justru memanfaatkan momentum pelemahan tersebut untuk melakukan aksi beli.
Asing tercatat net buy Rp 255,68 miliar di pasar reguler kemarin. Sedangkan di pasar negosiasi dan tunai asing juga net buy Rp 204 miliar sehingga secara total net buy asing di seluruh pasar mencapai hampir Rp 460 miliar.
Dalam sepekan terakhir asing net buy di seluruh pasar sebesar Rp 820,5 miliar. Artinya asing agresif melakukan aksi pembelian kemarin.
Untuk pergerakan IHSG hari ini, ada beberapa sentimen yang patut menjadi cermatan pelaku pasar.
Gejolak di pasar keuangan dunia di tengah rencana normalisasi kebijakan moneter dan kenaikan kasus Covid-19 akibat varian Omicron masih menjadi risiko terbesar bagi aset-aset keuangan berisiko seperti saham.
Selain mencermati sentimen, pelaku pasar juga dapat mempertimbangkan aspek psikologis yang dapat terlihat dari perkembangan indikator teknikal IHSG.
Analisis Teknikal
Foto: Putra
Teknikal |
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat posisi penutupan di kemarin dan indikator BB, IHSG tampak gagal untuk menembus level resisten terdekat di 6.754 sebagai level all time high-nya dan ditutup di level supportnya.
Apabila ditarik lebih jauh ke belakang, IHSG cenderung sideways dan membentuk pola konsolidasi dengan level resisten di 6.754 dan support di 6.550.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
RSI cenderung bergerak turun kemarin yang mengindikasikan bahwa adanya penguatan momentum jual. Namun RSI masih berada di area 54,6.
Namun yang patut diwaspadai adalah jika melihat menggunakan indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 tampak akan memotong garis EMA26 dari atas disertai dengan bar histogram yang mengecil.
Sehingga secara teknikal IHSG masih rawan untuk mengalami koreksi. Setidaknya untuk hari ini IHSG akan kembali menguji rentang 6.600-6.754.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(trp/trp)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMidWh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIyMDIwNDAyMzAzNi0xNy0zMTI3NTAvbWVuZ2VyaWthbi1pbmktdGFuZGEtdGFuZGEtaWhzZy1iYWthbC10ZXJrYXBhci1oYXJpLWluadIBAA?oc=5
2022-02-04 00:35:00Z
1115207062
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mengerikan! Ini Tanda-tanda IHSG Bakal Terkapar Hari Ini - CNBC Indonesia"
Post a Comment