Search

Kenapa Harga BBM Malaysia Bisa Jadi Termurah di ASEAN? - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Malaysia ternyata merupakan negara yang menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) ke masyarakat paling murah di antara negara-negara Asia Tenggara (ASEAN), termasuk lebih murah dibandingkan Indonesia.

Meski Indonesia masih menjual harga BBM sebesar Rp 5.150 per liter untuk jenis Solar yang dijual oleh PT Pertamina (Persero), bahkan menjual bensin dengan nilai oktan (RON) 88 atau Premium sebesar Rp 6.450 per liter, namun nyatanya Malaysia mampu menjual bensin dengan nilai oktan lebih tinggi tapi dengan harga yang tidak jauh berbeda dengan bensin Premium di RI.

Malaysia mengubah harga BBM setiap seminggu sekali dan biasanya berlaku per Kamis sore pukul 17.00 waktu setempat. Adapun kualitas BBM paling rendah yang dijual yakni bensin dengan RON 95, lalu RON 97, dan Diesel.


Dengan kualitas jauh lebih tinggi yakni bensin dengan nilai oktan (RON) 95, Malaysia membanderolnya pada harga RM 2,05 per liter atau sekitar Rp 7.051 per liter (asumsi kurs 1 RM = Rp 3.439,63). Itu merupakan harga pada periode 27 Januari-2 Februari 2022.

Sementara di Indonesia, dengan kualitas BBM setara di Malaysia tersebut, harga bensin RON 95 paling murah dijual pada harga Rp 12.500 per liter, yakni Revvo 95 yang dijual oleh Vivo, pada Februari 2022.

Untuk Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) BP di Indonesia membanderol BP 95 pada harga Rp 13.450 per liter, dan Shell V-Power (RON 95) seharga Rp 13.550 per liter.

Sedangkan PT Pertamina (Persero) yang bisa dikatakan menjual harga BBM paling murah dibandingkan badan usaha swasta lainnya, bensin dengan nilai oktan (RON) 90 atau Pertalite saja dijual pada harga Rp 7.650 - Rp 8.000 per liter, sementara Pertamax (RON 92) pada harga Rp 9.000 - Rp 9.400 per liter.

Pertamina kini tak lagi menjual bensin dengan nilai oktan 95, melainkan setelah RON 92, langsung RON 98 atau Pertamax Turbo yang dibanderol pada harga Rp 12.000 - Rp 12.400 per liter.

Ini artinya, dengan kualitas yang jauh lebih tinggi yakni dengan RON 95, bahkan harga jual BBM di Malaysia tersebut masih jauh lebih murah dibandingkan bensin dengan nilai oktan lebih rendah di Indonesia seperti Pertalite (RON 90) yang dibanderol Rp 7.650 per liter.

Lantas, apa yang menyebabkan Malaysia bisa menjual BBM dengan harga murah?

Seperti halnya Indonesia, Pemerintah Malaysia juga memberikan subsidi pada produk BBM-nya. Namun bedanya, Indonesia memberikan subsidi pada produk BBM dengan kualitas lebih rendah seperti Solar subsidi dan memberikan kompensasi pada bensin dengan nilai oktan (RON) 88 alias Premium.

Sedangkan Malaysia, langsung memberikan subsidi pada produk bensin dengan kualitas dan nilai oktan lebih tinggi, yakni RON 95.

Mengutip Reuters, Pemerintah Malaysia menganggarkan subsidi BBM, LPG dan minyak goreng pada 2021 mencapai RM 8 miliar atau setara US$ 1,95 miliar atau sekitar Rp 27,8 triliun. Subsidi ini guna menetapkan harga BBM RON 95 bisa dijaga pada harga RM 2,05 per liter, Diesel RM 2,15 per liter, LPG RM 1,90 per kg, dan minyak goreng RM 2,50 per kemasan.

Adapun total anggaran belanja pemerintah Malaysia pada 2021 adalah RM 307,54 miliar. Jadi, anggaran subsidi punya porsi 2,6% dari total belanja negara.

Bandingkan dengan Indonesia, belanja negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 adalah Rp 2.750,03 triliun. Sementara realisasi subsidi BBM (dan elpiji 3 kg) untuk tahun 2021 diperkirakan Rp 66,94 triliun. Porsi subsidi BBM dalam APBN adalah 2,43%, sedikit lebih rendah ketimbang Malaysia.

Selain subsidi, Indonesia dan Malaysia punya status berbeda untuk urusan minyak. Mengutip catatan OPEC, rata-rata impor minyak Malaysia selama 2010-2019 adalah 213.970 barel/hari setiap tahunnya. Sementara Indonesia jauh lebih banyak yaitu 334.790 barel/hari saban tahun.

Sayangnya, impor ini terjadi di tengah tren kenaikan harga minyak. Sejak awal 2021, harga minyak jenis Brent melonjak 46,94% secara point-to-point. Dalam setahun terakhir, harga meroket 79,72%.

Oleh karena itu, biaya pengadaan BBM di Indonesia lebih mahal ketimbang Malaysia. Sudah impornya tinggi, harga minyak makin mahal pula. Ini membuat harga jual BBM harus lebih mahal.

Selain itu, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, Soerjaningsih, juga sempat menjelaskan bahwa lebih murahnya harga BBM di Malaysia dibandingkan Indonesia karena Malaysia memberlakukan kebijakan Automatic Pricing Mechanism (APM) formula dalam penetapan harga BBM-nya.

Kebijakan APM ini berfungsi untuk menstabilkan harga bensin (bensin RON 95, bensin RON 97) dan solar sampai batas tertentu, melalui pemberlakuan pajak penjualan dan subsidi dalam jumlah yang bervariasi, sehingga perubahan harga eceran dipengaruhi oleh besaran pajak dan subsidi dalam batas tertentu sesuai kebijakan yang ditetapkan pemerintah Malaysia.

"Dengan kebijakan APM tersebut, Pemerintah Malaysia menjaga harga BBM pada level tertentu melalui pemberian insentif," tuturnya pada September 2021 lalu.


[Gambas:Video CNBC]

(wia)

Adblock test (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMicGh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL25ld3MvMjAyMjAyMDMxNTIzNTAtNC0zMTI2NTgva2VuYXBhLWhhcmdhLWJibS1tYWxheXNpYS1iaXNhLWphZGktdGVybXVyYWgtZGktYXNlYW7SAQA?oc=5

2022-02-03 09:55:05Z
1277549000

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Kenapa Harga BBM Malaysia Bisa Jadi Termurah di ASEAN? - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.