Search

Kerja Sama Negara Selatan Jadi Solusi Atasi Dampak Perang Dagang

Sebelumnya, dalam penilaian terakhirnya terhadap ekonomi global, Dana Moneter Internasional (IMF) telah memperingatkan bahwa perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China berisiko menjadikan dunia "lebih miskin dan berbahaya".

IMF telah menurunkan ramalannya untuk pertumbuhan global tahun ini dan tahun depan.

Dikatakan pula bahwa perang dagang besar-besaran antara kedua negara akan menempatkan bentrokan signifikan dalam pemulihan ekonomi global.

Para ekonom utamanya mengatakan hambatan perdagangan lebih lanjut akan memukul sektor rumah tangga, bisnis, dan ekonomi yang lebih luas. Demikian dikutip dari BBC pada Selasa 9 Oktober 2018.

"Kebijakan perdagangan mencerminkan peta politik yang tidak tenang di beberapa negara, menimbulkan risiko lebih lanjut," kata Maurice Obstfeld, Kepala Ekonom IMF.

Baru-baru ini, China mengumumkan tarif perang dagang baru pada seluruh barang AS senilai US$ 60 miliar (setara Rp 913 triliun, dengan kurs Rp 15.228 per 1 dolar), termasuk produk-produk seperti gas alam cair, yang diproduksi di negara-negara yang setia kepada Presiden Donald Trump.

Dalam sebuah twit, Presiden Trump memperingatkan Beijing untuk tidak berusaha memengaruhi pemilihan paruh waktu AS, yang akan berlangsung pada 6 November mendatang.

"Akan ada pembalasan ekonomi yang besar dan cepat terhadap China jika petani kita, peternak, atau pekerja industri menjadi sasaran!" tegas Trump.

Tarif perang dagang AS atas impor China senilai US$ 200 miliar (setara Rp 3.045 triliun) mulai berlaku bulan lalu.

Pertumbuhan ekonomi global sekarang diperkirakan mencapai 3,7 persen pada 2018 dan 2019, turun dari prediksi IMF sebelumnya, sebesar 3,9 persen pada Juli.

Dikatakan, risiko terhadap prospek jangka pendek telah "bergeser ke sisi negatifnya".

Turunnya pertumbuhan global juga mencerminkan prediksi ekspansi yang lebih lambat di zona euro, serta turbulensi di sejumlah negara berkembang.

Venezuela yang dilanda krisis diperkirakan akan memasuki tahun keenam resesi pada 2019, dengan inflasi diprediksi mencapai 10 juta persen tahun depan.

Argentina, yang baru-baru ini menyetujui dana talangan (bailout) IMF, juga diprediksi akan mengalami penyusutan ekonomi pada 2018 dan 2019.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Mulai hari ini sistem ganjil-genap telah diterapkan untuk mengantisipasi kemacetan saat pelaksanaan IMF-World Bank.

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3663025/kerja-sama-negara-selatan-jadi-solusi-atasi-dampak-perang-dagang

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Kerja Sama Negara Selatan Jadi Solusi Atasi Dampak Perang Dagang"

Post a Comment

Powered by Blogger.