Liputan6.com, Jakarta - Bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Palu membuat inflasi di kota tersebut melambung. Inflasi di kota tersebut pada Oktober 2018 mencapai 2,27 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, dari 82 kota IHK yang dilakukan pemantauan pada Oktober 2018, Palu menjadi negara dengan inflasi paling tinggi dibandingkan dengan kota-kota lain di Indonesia.
"Inflasi tertinggi terjadi di Palu 2,27 persen. Sedangkan inflasi terendah yaitu Cilegon sebesar 0,01 persen," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta, Jumat (1/11/2018).
Suhariyanto mengungkapkan, kenaikan inflasi di Palu ini memang tidak lepas dari bencana alam yang terjadi. Bencana tersebut membuat harga sejumlah komoditas, khususnya makanan jadi dan tiket pesawat mengalami lonjakan tajam.
"Di Palu, selama oktober memgakai kewnikn harga terutama untuk harga makanan jadi dan laut pauk itu sumbanganya 0,49 persen, harga tiket angkutan udara ke Palu 0,41 persen. Beberapa harga ikan dan semen 0,10 persen, tetapi harga bahan makanan ada kenaikan sedikit tapi tidak terlalu besar," jelas dia.
Namun demikian, Suhariyanto berharap pada bulan depan inflasi di Palu sudah kembali normal. Hal ini karena proses pemulihan pasca gempa di kota tersebut telah berjalan.
"Dan kita lihat selama seminggu terakhir recovery di Palu sudah berjalan. Kita harapkan pada bulan depan inflasi di Palu sudah kembali normal. Jadi tingginya inflasi di Palu karena kita tahu ada musibah bencana alam di sana. Tetapi seminggu terakhir telah terjadi recovery sehingga diharapkan kehidupan di sana kembali normal," tandas dia.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3681729/gempa-bikin-inflasi-palu-melambung-di-oktober-2018Bagikan Berita Ini
0 Response to "Gempa Bikin Inflasi Palu Melambung di Oktober 2018"
Post a Comment