:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1384860/original/006769900_1477396888-20161025-Bea-Cukai-Kembangkan-ISRM-untuk-Pangkas-Dwelling-Time-Jakarta-IA4.jpg)
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengaku yakin target pertumbuhan ekspor 11 persen di 2018 bisa tercapai. Kementerian Perdagangan (Kemendag) mematok target pertumbuhan ekspor pada tahun ini di kisaran 5-7 persen tetapi kemudian direvisi menjadi 11 persen.
"Dibandingkan bulan lalu turun tapi tahun ini kita naik. Sekarang sudah 9 persen," tuturnya saat ditemui di Bandung, Kamis 18 Oktober 2018.
Enggartiasto melanjutkan, pemerintah akan terus mengupayakan agar pertumbuhan ekspor 11 persen itu tercapai dalam kurun waktu 2 bulan yaitu November dan Desermber 2018.
"Sekarang kan sudah 9 persen. Saya harus kejar 10 sampai 11 persen. Ya kami coba kejarlah," ujar dia.
Pemerintah akan menjalin kerja sama dagang dengan berbagai pihak untuk menyokong target ekspor. Kerja sama perdagangan di sejumlah negara berperan besar untuk mendorong target pertumbuhan ekspor RI.
"Seperti kerja sama ekonomi Indonesia-Uni Eropa (Indonesia-EU CEPA), Indonesia-Australia CEPA, dan perjanjian perdagangan bebas dengan asosiasi perdagangan bebas Eropa (European Free Trade Area/EFTA). Perjanjian tersebut baru bisa dirasakan dampaknya di 2019,” ujar dia.
Target ekspor diharapkan berkontribusi lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
"Seperti yang disampaikan Presiden ada dua hal investasi dan ekspor. Tidak mungkin kita hanya business as usual kalau mau capai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi," kata dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Langkah pemerintah untuk membuka lebar-lebar izin impor pangan seperti beras, garam, dan gula menuai kontroversi. Pasalnya, izin impor terus ditambah dan dilakukan mendekati tahun politik. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pun angkat bicara.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Melihat Kinerja Ekspor Selama 4 Tahun Jokowi-JK"
Post a Comment