Direktur Utama Perindo Risyanto Suanda mengungkapkan, perseroan terus berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja ekspor perusahaan. Selain untuk mendorong kinerja keuangan, peningkatan penjualan ekspor mendorong perolehan devisa dari produk perikanan.
"Penguatan pasar ekspor seiring dengan penguatan startegi internal seperti processing unit yang kami miliki untuk memberikan value added," ujar dia.
Perum Perindo akan meraih pendapatan sekitar USD 416 ribu ton sekitar Rp 6 miliar yakni, dari ekspor ke China USD 106 ribu. Ekspor ke Vietnam USD 100 ribu, serta ekspor ke AS dan Denmark, masing-masing USD 105 ribu.
Risyanto memaparkan, dengan tambahan ekspor pada awal Oktober ini, Perum Perindo optimistis mampu mencapai target ekspor yang dipatok sebesar 694 ton atau senilai USD 6,82 juta hingga akhir tahun. Prognosa ekspor tahun 2018 ini melesat 736,14 persen dari realisasi ekspor 2017 yang hanya sebesar 83 ton.
Per September 2018, Perum Perindo mencetak realisasi ekspor sebanyak 392,3 ton dengan valuasi 4,89 juta dolar AS. Negara tujuan ekspor utama pada 2018 yaitu Amerika Serikat, China, Eropa, Jepang dan Vietnam.
Sementara itu, Dendi Anggi Gumilang, Direktur Utama Perinus mengungkapkan, setelah menandatangani perjanjian kontrak di Imperial Hotel Tokyo pada 22 Agustus 2018 dengan Perusahaan Jepang Ajhirushi, perseroan telah mendapatkan pengakuan dan mampu memenuhi standar gurita Jepang dan diterima pasar Jepang.
"Kami sangat yakin kerja sama ini akan berjalan dengan baik dan kami mampu memenuhi standar gurita Jepang dan diterima pasar Jepang dengan baik. Di bulan Oktober 2018 Perinus juga akan mulai mengekspor Tuna ke Jepang sesuai dengan nilai kontrak USD 15 juta USD serta kakap merah dan Tenggiri ke Singapore dengan proyeksi senilai USD 6,5 juta," ungkap Dendi.
Gurita yang diekspor berasal dari perairan Selat Makassar, Teluk Bone, Kepulauan Selayar dan Perairan Lampung. Semua produk yang diekspor merupakan produk dari mitra nelayan Perikanan Nusantara. Jumlah mitra nelayan gurita Perikanan Nusantara lk. 640 nelayan. Jumlah nelayan mitra akan bertambah pada saat pola musim gurita terjadi yaitu pada September-April.
"Secara keseluruhan nelayan yang bermitra dengan Perikanan Nusantara sudah ada ikatan kerjasama (PKS Perdagangan). Nelayan gurita pada umumnya belum ada asosiasi yang mewadahinya hal ini dikarenakan mereka masih nelayan tradisional," tutur dia.
Produk gurita tersebut diproses pada Unit Pengolahan Ikan Perikanan Nusantara cabang Makassar yang memiliki kapasitas produksi sebanyak lima ton per hari dengan sertifikasi HACCP (Hazard Analisis Critical Control Point B).
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Perkuat Rupiah, Menteri Rini Lepas Ekspor Produk Ikan"
Post a Comment