Search

IHSG Terjun Bebas, Ternyata Ini Biang Keroknya - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pertama sesi 1 bulan Agustus Senin (3/8/20) ditutup ambruk ke zona merah dengan penurunan 2,57% di level 5.017,36 setelah sempat ambruk 4% lebih di titik terendahnya 4.928,46.

Terakhir kali IHSG anjlok lebih dari 4% adalah Maret silam dimana pasar sedang takut-takutnya terhadap ketidakpastian yang akan ditimbulkan oleh pandemi virus Covid-19. Pada 23 Maret 2020 IHSG terpantau ditutup anjlok 4,90%.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 930 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 7 triliun. Hanya 43 saham yang naik, 403 saham turun, sisanya 118 stagnan.


IHSG terjerembab setelah Jet lag karena libur merayakan Hari Raya Idul Adha dan ketika periode ini banyak sentimen buruk yang dirilis seperti Pemerintah Jerman yang mengonfirmasi ekonomi Negeri Panzer ini mengalami resesi. Negara ini kembali mencatat kontraksi pada ekonominya di kuartal-II 2020.  Secara tahunan (YoY) ekonomi Jerman,  11,7% setelah sebelumnya di kuartal I 2020, ekonomi Jerman tercatat minus 2,3%.

Selanjutnya ekonomi Amerika Serikat (AS) juga terkoreksi cukup dalam pada kuartal II-2020 yang menyebabkan AS resmi masuk ke jurang resesi.

PDB negeri Paman Sam tersebut anjlok negatif 32,9% pada periode April hingga Juni 2020 kemarin. Pada kuartal I-2020 PDB AS juga telah terkontraksi minus 5%.

Berikut saham-saham pendorong penurunan IHSG hari ini.

Terpantau saham-saham yang menjadi pemberat gerak IHSG hari ini adalah saham-saham berkapitalisasi pasar besar, hal ini sejalan dengan aksi jual investor asing yang menargetkan saham-saham blue chip.

Pemberat utama gerak IHSG masih jatuh kepada saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di IHSG yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Meskipun 'hanya' turun sebanyak 1,6%, BBCA memberatkan indeks sebesar 16,2 poin. Aksi jual asing di saham BBCA sendiri menyentuh angka Rp 123 miliar.

Selanjutnya ada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang dilepas asing sebanyak Rp 177 miliar dan menyebabkan saham Pelat Merah ini terkoreksi 3,61% dan memberatkan indeks sebesar 14,4 poin.

TLKM sendiri menjadi saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indeks Sektoral Infrastruktur yang hari ini terpaksa menjadi sektor dengan koreksi paling dalam yaitu 3,32%.

Tim RisetCNBC Indonesia, menilai salah satu katalis negatif bagi pasar saham Asia Tenggara ialah, pelaku pasar melihat apa yang terjadi di Filipina. Presiden Rodrigo Duterte memutuskan untuk kembali menerapkan karantina wilayah (lockdown) di Manila Raya dan provinsi-provinsi di sekitarnya seperti Laguna, Cavite, Rizal, dan Bulacan.

Ini dilakukan karena terjadi lonjakan kasus virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Kini, jumlah pasien positif corona di Filipina sudah lebih dari 100.000 orang dan wilayah Manila menjadi zona merah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(trp/trp)

Let's block ads! (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMia2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIwMDgwMzEyMTkzNS0xNy0xNzcwNzAvaWhzZy10ZXJqdW4tYmViYXMtdGVybnlhdGEtaW5pLWJpYW5nLWtlcm9rbnlh0gEA?oc=5

2020-08-03 06:18:42Z
52782311093579

Bagikan Berita Ini

0 Response to "IHSG Terjun Bebas, Ternyata Ini Biang Keroknya - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.