Jakarta, CNBC Indonesia - Saat ini emas menjadi komoditas yang tengah naik daun dan terus melejit harganya. Kondisi ini seiring dengan meningkatnya ketidakpastian global di tengah pandemi Covid-19.
Ketidakpastian kondisi ekonomi dan ancaman resesi dinilai membuat para investor dan masyarakat ramai-ramai berburu emas dan menjadikan logam mulia ini sebagai investasi yang aman alias safe haven.
Lalu seperti apakah langkah yang tepat untuk diambil para investor saat ini? beli atau tunggu koreksi dulu?
VP Precious Metals Sales & Marketing Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), Iwan Dahlan mengatakan bahwa investasi emas masih menjadi primadona. Itu karena, emas biasanya tidak terpengaruh inflasi sehingga lebih terkendali.
Belakangan masyarakat lebih cenderung memilih investasi emas sesuai kebutuhannya agar bisa di likuidasi sesuai nilainya. Umumnya, mereka memilih emas batangan dari 5 gram, 10 gram hingga 100 gram.
"Jadi memang sekarang banyak membeli emas batangan dari 5 gram, 10 gram hingga 100 gram. Jadi ini kan menabung sesuai kemampuan dananya tapi juga melihat dari likuiditasnya," papar Iwan dalam Investime, CNBC Indonesia, dikutip Minggu (23/8/2020).
Untuk pembelian emas dengan gram yang kecil atau di bawah 5 gram juga banyak memiliki peminat. Sementara ada beberapa faktor mengapa harga emas selalu meningkat bahkan hingga saat ini.
"Kita lihat dan berkaca pada sejarah tahun lalu itu di US$1.700/ troy ons bahwa itu ketinggian. Ternyata penyebabnya adalah perang dagang Amerika Serikat dan China yang memanas hingga saat ini," ungkap dia.
Tidak hanya itu, secara tidak langsung pandemi Covid-19 berdampak pada krisis di negara-negara baik di Amerika, Eropa dan negara tetangga juga sudah mulai terkena krisis. Ini akhirnya berpengaruh karena rata-rata mereka akan melindungi cadangan emas negara mereka.
Sementara itu pada dasarnya emas adalah komoditas barang tambang yang mungkin tidak bisa diperbaharui cadangannya. Semakin lama akan semakin tipis persedian dan hal ini berpengaruh terhadap nilai jual-beli.
"Semakin lama dia menambang kadarnya makan akan turun lama emasnya dan biayanya akan tinggi juga. Ini semuanya akan mendukung ke kenaikan harga emas semuanya dimulai dari fundamental ekonomi," papar dia.
Berdasarkan data situs logammulia, harga emas Antam pada perdagangan Sabtu lalu (22/8) mengalami penurunan setelah sempat menguat tipis di hari sebelumnya.
Pada Jumat (21/8/2020) harga emas Antam naik Rp 1.000 menjadi Rp 1.031.000 per gramnya. Lalu pada Sabtu (22/8) harga logam mulia Antam turun Rp 4.000 menjadi Rp 1.027.000/gram.
Penurunan harga logam mulia ini mengekor harga emas dunia. Pada Jumat harga emas dunia turun 0,16%, hari ini giliran harga emas Antam yang terpangkas 0,39%. Sebelumnya saat harga emas global anjlok sampai 3,5% lebih, harga emas Antam juga mengekor ambrol Rp 28.000 per gramnya atau terkoreksi 2,64%.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/tas)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMie2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL2ludmVzdG1lbnQvMjAyMDA4MjMyMTQwMjgtMjEtMTgxMzY4L2hhcmdhLWVtYXMtYW50YW0tbWFzaWgtZ29raWwtYmVsaS1hdGF1LXR1bmdndS1rb3Jla3NpLW5paNIBAA?oc=5
2020-08-23 23:50:00Z
52782346137000
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga Emas Antam Masih Gokil, Beli atau Tunggu Koreksi Nih? - CNBC Indonesia"
Post a Comment