Search

Harga Emas Antam Mentok Rp 1,03 Juta, Apa Sudah Jenuh Beli? - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk dalam 2 pekan terakhir berada dalam tren penurunan. Meski sempat naik lagi, tetapi mentok di Rp 1.030.000/batang untuk berat 1 gram.

Para investor tentunya bertanya-tanya, apakah pasar sudah jenuh beli terhadap emas Antam? Jika itu sampai terjadi maka bersiap akan ada periode penurunan harga yang cukup panjang.


Pergerakan harga emas Antam tersebut sebenarnnya mengikuti pergerakan emas dunia. Sejak mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, US$ 2.072,49/troy ons 7 Agustus lalu, emas berbalik merosot, dan tidak pernah lagi kembali ke atas level US$ 2.000/troy ons.

Untuk melihat apakah emas sedang jenuh beli, bisa menggunakan indikator Stochastic. Pada grafik bulanan, pada emas dunia memang sudah terjadi jenuh beli. Maklum saja, sepanjang tahun ini hingga ke rekor tertinggi emas sudah melesat lebih dari 36%.

Melihat pergerakan emas dunia tersebut, risiko penurunan harga saat jenuh beli memang cukup besar, yang dapat menyeret harga emas Antam.
Tetapi, jika faktor fundamental kembali mendukung, bukan tidak mungkin emas akan kembali melesat.

xauGrafik: Harga Emas Dunia Bulanan (US$/troy ons)
Foto: Refinitiv

Koreksi harga emas memang sudah diprediksi banyak analis. Apalagi setelah bursa saham Amerika Serikat yang melesat naik dan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.

Emas dan saham merupakan aset yang "musuhan", yang satu aset aman (safe haven) yang lainnya aset berisiko. Ketika harga saham sedang meningkat, artinya sentimen pelaku pasar sedang bagus, daya tarik emas pun menurun. Dalam jangka pendek pergerakan berlawan arah tersebut memang terlihat jelas, tetapi dalam jangka panjang kedua aset tersebut menunjukkan pergerakan yang searah.

Maklum saja, emas dan saham mempunyai satu kesamaan yang bisa memicu kenaikan, kebijakan ultra longgar bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
Selain itu, data-data ekonomi AS yang dirilis pekan lalu menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang membuat emas semakin melempem.

Tekanan bagi harga emas dunia bisa jadi akan semakin besar di pekan ini melihat adanya perubahan sentimen.

Survei mingguan yang dilakukan Kitco pada akhir pekan lalu menunjukkan para analis di Wall Street kini mayoritas mengambil sikap bearish (memprediksi emas melemah) di pekan ini. Sikap tersebut berbanding terbalik dengan pekan sebelumnya yang bersikap bullish (memprediksi emas menguat).

Survei yang dilakukan terhadap 18 analis profesional di Wall Street menunjukkan 40% analis mengambil sikap bearish, netral 33%, dan bullish 27%.

Melihat perubahan sentimen tersebut, ada risiko emas dunia akan menurun dan menyeret harga emas Antam di pekan ini, atau bahkan hingga beberapa pekan ke depan. Kabar baiknya, penurunan tersebut diperkirakan tidak akan merubah proyeksi jangka panjang penguatan emas.

Eugen Weinberg, kepala komoditas di Commerzbank, menjadi salah satu analis Wall Steet yang mengambil sikap netral, menyatakan emas akan memasuki periode konsolidasi, artinya naik turun dalam rentang tertentu. Periode tersebut diperkirakan akan berlangsung cukup lama, tetapi untuk jangka panjang emas akan kembali menguat.

"Banyak yang perlu dicerna pasar. Periode konsolidasi bisa berlangsung dalam waktu yang cukup lama tanpa mempengaruhi tren jangka panjang. Saat ini, saya tidak melihat sesuatu yang bisa membawa emas naik ke atas US$ 2.000/troy ons, ataupun ke bawah US$ 1.900/troy ons," kata Weinberg sebagaimana dilansir Kitco, Jumat (4/9/2020).

Sementara itu, Peter Hug, direktur perdagangan global di Kitco Metals memprediksi pergerakan naik-turun secara signifikan (volatilitas tinggi) akan terjadi hingga akhir tahun nanti.

"Kita telah mengalami volatilitas tinggi selama beberapa minggu terakhir dan itu tidak akan berubah. Banyak hal yang jadi pemicunya - valuasi di pasar ekuitas, komentar Ketua Fed pada hari Kamis, pemilihan pada bulan November," kata direktur perdagangan global Kitco Metals Peter Hug.

"Volatilitas tetap tinggi setidaknya hingga Desember, sehingga trading emas akan akan sangat sulit" katanya pada hari Jumat. "Setiap ada berita yang keluar dapat memicu pergerakan yang tidak stabil."

Hub memberikan saran baik itu untuk investor bagaimana menghadapi emas yang naik-turun bak roller coaster.

Hug menyarankan untuk menghilangkan emosi dan mempertahankan posisi emas sebagai bagian dari portofolio. "ini bukan waktunya untuk panik," ujarnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)

Let's block ads! (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMiemh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL2ludmVzdG1lbnQvMjAyMDA5MDgxMjAyNDktMjEtMTg1MTU2L2hhcmdhLWVtYXMtYW50YW0tbWVudG9rLXJwLTEwMy1qdXRhLWFwYS1zdWRhaC1qZW51aC1iZWxp0gEA?oc=5

2020-09-08 06:42:36Z
52782370136911

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Harga Emas Antam Mentok Rp 1,03 Juta, Apa Sudah Jenuh Beli? - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.