Search

Sambil Trading, Baca 8 Informasi Penting Ini Buat Cari Cuan - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Tekanan jual yang cukup besar membuat laju bursa saham domestik tertekan ke level psikologis di bawah 6.200 pada perdagangan Selasa kemarin (9/3/2021)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah sebesar 0,78% ke posisi 6.199,64 poin dengan nilai transaksi sebesar Rp 13,31 triliun dan frekuensi sebanyak 1,32 juta kali. Pelaku pasar asing melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 782,69 miliar.

Beberapa saham yang dilepas asing cukup besar antara lain, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 497,1 miliar, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 189,8 miliar dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) sebesar Rp 81,8 miliar.


Laju IHSG tak senada dengan mayoritas pergerakan bursa saham di Asia yang melaju di zona hijau. Indeks Nikkei, Jepang misalnya menguat 0,99%. Penguatan juga terjadi di bursa saham Hang Seng, Hong Kong dan Straits Times, Singapura masing-masing sebesar 0,81% dan 1,22% pada perdagangan kemarin.

Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai perdagangan Rabu ini (10/3/2021):

1. Emiten Sandi Uno & Edwin Soeryadjaya Untung Rp 8,82 T di 2020

Emiten investasi yang terafiliasi dengan pengusaha Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaya, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) membukukan perolehan laba bersih sebesar Rp 8,82 triliun sepanjang tahun 2020. Perolehan tersebut meningkat 20% dari periode yang sama di tahun sebelumnya.

Tahun 2020, emiten bersandi SRTG ini mencatatkan keuntungan neto atas investasi pada saham dan efek ekuitas lainnya sebesar Rp 8,41 triliun dari akhir Desember 2019 sebesar Rp 6,22 triliun.

Nilai ini secara rinci terdiri dari investasi dalam saham infrastruktur Rp 3,06 triliun, sumber daya alam Rp 5,57 triliun, produk konsumen masih merugi Rp 276,75 miliar. Sedangkan, investasi pada efek ekuitas lainnya sebesar Rp 45,80 miliar.

Penghasilan dari dividen tercatat sebesar Rp 750,55 miliar, lebih rendah dari tahun sebelumnya Rp 1,99 triliun. Sedangkan, pendapatan bunga sebesar Rp 17,42 miliar. Sementara itu, nilai portofolio investasi yang juga terlihat dari nilai aset bersih (net asset value) Saratoga di akhir tahun 2020 melesat 39% hingga senilai Rp 31,70 triliun.

2. Sempat Digugat PKPU, Begini Kabar Terakhir Kasus Sentul City

Para kreditur emiten properti PT Sentul City Tbk (BKSL) menyetujui skema restrukturisasi yang disampaikan perseroan. Dengan demikian, penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) Sentul City berakhir damai.

Head Of Corporate Communication PT Sentul City Tbk David Rizar Nugroho menjelaskan, dalam rapat pemungutan suara Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat yang digelar Selasa (9/3), 100% kreditor separatis dan 97 % kreditor konkuren yang terdiri dari mayoritas konsumen PT Sentul City Tbk memberikan persetujuan terhadap proposal rencana perdamaian yang diajukan oleh Sentul City.

"PT Sentul City Tbk dapat menyelesaikan kewajibannya hingga waktu yang telah ditentukan. Dengan putusan tersebut, Sentul City berhasil merestrukturisasi utangnya yang semula utang jangka pendek dan menengah menjadi utang jangka panjang," kata David Rizar Nugroho kepada CNBC Indonesia, Selasa (9/3/2021).

3. OJK Jadi 'Superpower', Bisa Ajukan Pailit & Delisting Emiten!

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kini bisa mengajukan pailit atas perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) kepada Kejaksaan Agung (Kejagung), dalam hal ini adalah Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun).

Permohonan pailit kepada emiten oleh OJK ini tak mengharuskan perusahaan terkait memiliki masalah utang piutang.

Kepala Departemen Pengawas Pasar Modal 1A OJK Luthfi Zain mengatakan permohonan pembubaran dan kepailitan emiten ini bisa diajukan OJK jika emiten tersebut dinilai tidak memenuhi ketentuan serta melakukan pelanggaran peraturan perundang-undangan yang berlaku.

"Jadi bisa minta tolong Kejaksaan untuk membubarkan emiten dan perusahaan terbuka yang bukan berkaitan dengan utang piutang tapi soal kepentingan umum dan pelanggaran peraturan perundang undangan," kata Luthfi dalam media briefing OJK, Selasa (9/3/2021).

4. Pandemi, Emiten Ban Milik Lo Kheng Hong Cetak Laba Rp 320 M

Produsen ban yang sahamnya juga dimiliki oleh investor kondang Lo Kheng Hong, PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) sepanjang tahun lalu mencatatkan laba bersih sebesar Rp 320,37 miliar.

Nilai laba bersih ini tumbuh sebesar 19,05% secara tahunan (year on year/YoY) dibanding dengan capaian perusahaan di periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 269,10 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, kenaikan laba bersih ini juga dibarengi dengan kenaikan laba bersih per saham yang naik menjadi Rp 91,94 dari sebelumnya senilai Rp 77,23.

Pertumbuhan laba bersih ini terjadi kendati pendapatan perusahaan turun 15,71% YoY. Tercatat pendapatan perusahaan sepanjang 2020 adalah sebesar Rp 13,43 triliun, turun dari sebelumnya yang senilai Rp 15,93 triliun.

Pada periode ini, perusahaan mengalami kerugian nilai kurs senilai Rp 121,94 miliar dibanding sebelumnya yang untung Rp 211,27 miliar. Perusahaan juga mengantongi rugi bersih entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar Rp 153,02 miliar. Nilai ini turun dari periode sebelumnya yang sebesar Rp 110,61 miliar.

Let's block ads! (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMieGh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIxMDMxMDA5MDczNi0xNy0yMjkxMDIvc2FtYmlsLXRyYWRpbmctYmFjYS04LWluZm9ybWFzaS1wZW50aW5nLWluaS1idWF0LWNhcmktY3VhbtIBAA?oc=5

2021-03-10 02:15:30Z
52782654036306

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Sambil Trading, Baca 8 Informasi Penting Ini Buat Cari Cuan - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.