Search

IHSG Ambruk Parah, Ada Margin Call & Forced Sell di Bursa RI? - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia -Dibuka di zona merah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi parah pada perdagangan sesi kedua Rabu (31/3/2021), di tengah serbuan sentimen negatif dari dalam dan luar negeri. IHSG dibuka di sesi 2 terkoreksi amat parah 2,22% menjadi 5.938,04.

Nilai transaksi bursa terhitung tipis, yakni sebesar Rp 6,1 triliun, sedangkan investor asing mencetak penjualan bersih (net sell) Rp 541 miliar di pasar reguler.

Koreksi parah juga terjadi di saham-saham lapis atas seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Republik Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dimana ketiga saham perbankan tersebut merupakan tulang punggung indeks.


Bahkan saham PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) terkoreksi hingga menyebtuk level ARB di angka 6,94%.

Ambruknya saham-saham lapis atas alias blue chip ini ditakutkan akan mengakibatkan margin call yang berujung pada forced sell.

Margin Call sendiri akan terjadi apabila anda melakukan pembelian saham-saham yang marginable (mayoritas saham blue chip) dengan melakukan pinjaman terhadap sekuritas dengan jaminan saham.

Akan tetapi apabila saham yang anda jaminkan turun nilainya maka sekuritas akan meminta anda untuk menambah modal, hal inilah yang biasanya disebut dengan margin call.

Apabila ternyata anda tidak dapat menambah modal dalam kurun waktu 1-2 hari maka sekuritas terpaksa menjual saham-saham yang anda miliki secara paksa atau biasanya disebut forced sell.

Selain itu potensi terjadinya forced sell apabila investor melakukan pembelian menggunakan trading limit (TL) akan sangat terbuka apabila pasar saham sudah ambruk parah 4 hari beruntun, karena 2 hari pertama pembelian saham menggunakan pinjaman masih aman, dimana hari ketiga akan di suspend buy, dan selanjutnya di hari ke-empat akan di forced sell.

Koreksi di bursa nasional terjadi menyusul kombinasi sentimen negatif dari dalam dan luar negeri yang menyergap bursa secara bersamaan. Sentimen negatif dari dalam negeri muncul dari wacana pengurangan investasi saham dan reksa dana BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek).

Diketahui BPJS merupakan salah satu investor institusi raksasa sehingga apabila porsi investasi dikerdilkan berpotensi adanya arus uang keluar dari pasar modal dalam jumlah yang lumayan.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo mengungkapkan rencana pengurangan investasi tersebut dalam rapat dengar pendapat bersama Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan dan Komisi IX DPR. Langkah ini dilakukan dalam rangka Asset Matching Liabilities (ALMA) Jaminan Hari Tua (JHT). Ada tiga strategi yang disampaikan BP Jamsostek.

"Pertama, strategi investasi dengan melakukan perubahan dari saham dan reksa dana ke obligasi dan investasi langsung sehingga bobot instrumen saham dan reksa dana semakin kecil," jelas Anggoro, Selasa (30/3/2021).

Sementara itu, risiko pelarian modal (capital outflow) kian membayang tekanan jual sejalan dengan kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) bertenor 10 tahun ke posisi tertinggi selama 14 bulan yakni di level 1,7%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(trp/trp)

Let's block ads! (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMid2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIxMDMzMTE0MzMxMi0xNy0yMzQzNTUvaWhzZy1hbWJydWstcGFyYWgtYWRhLW1hcmdpbi1jYWxsLWZvcmNlZC1zZWxsLWRpLWJ1cnNhLXJp0gEA?oc=5

2021-03-31 07:45:31Z
52782690077386

Bagikan Berita Ini

0 Response to "IHSG Ambruk Parah, Ada Margin Call & Forced Sell di Bursa RI? - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.