Jakarta, CNBC Indonesia - Penarikan unit atau recall untuk pengecekan atau pergantian pada fuel pump sedang melanda mobil-mobil Jepang di Indonesia khususnya Toyota dan Daihatsu. Ternyata langkah recall ini tak muncul begitu saja, ada rangkaian kejadian sebelumnya yang dipicu oleh keluhan para pelanggan.
Executive Coordinator Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Bambang Supriyadi, menjelaskan pangkal masalahnya. Menurutnya, pada semester pertama 2019, Daihatsu menerima 24 keluhan konsumen bahwa mesin mobilnya mati atau tersendat.
Dari hasil investigasi, didapati bahwa kasus mesin mati atau tersendat itu disebabkan oleh impeller yang berada di dalam fuel pump mengembang melebihi standar.
"Keluhannya, yang pertama customer ada yang mengalami mesin mati dan sulit untuk dihidupkan. Biasanya terdapat saat parkir, kondisi panas atau juga menunggu lampu merah. Jadi kecepatan rendah, dalam kondisi idle mesin mati dan sulit untuk dihidupkan, perlu nunggu 5-10 menit," kata Bambang dalam konferensi pers secara virtual dikutip dari detikcom, Jumat (19/3).
Menurut Bambang, perubahan 26 mikron pada impeller itu kecil sekali. Bahkan jika dilihat dengan mata telanjang, tak tampak perubahannya. Tapi, perubahan kecil itu bisa membuat mesin mobil mogok.
"Memang setiap part kan ada toleransi. Ketika dipakai, panas, misalnya dia mengembang itu kemudian ada maksimal toleransinya. Impeler itu sendiri toleransi maksimalnya 19 mikron, ini sangat kecil kalau kita omongin mikron, kalau dilihat pun itu nggak akan kelihatan. Ini di part yang kita investigasi itu sampai 26 micron. Jadi hanya selisih 7 micron. Namun 7 mikron itu dia yg bikin touching dengan cover. Presisi sekali, jadi kalai kita lihat nggak akan kelihatan perubahan dimensinya. Tapi karena komponen mobil itu memang sangat presisi jadi memang harus fix terhadap masing-masing dan hubungan komponen yang lain," jelas Bambang.
Kejadian ini sendiri diawali ketika pada Juni 2017 pemasok komponen fuel pump di mobil Daihatsu melakukan perubahan bahan baku impeller. Dengan proses produksi mobil yang sama dan sudah terbukti tidak ada masalah, perubahan bahan baku itu menyebabkan kepadatan impeller berubah.
"Sehingga ketika dipakai, kondisinya panas, impeller ini dapat mengembang, touching (menyentuh) dengan cover motor pump, akhirnya stuck dan tidak dapat mengalirkan bensin dari tangki bahan bakar ke ruang bakar," ungkap Bambang.
Bambang tidak menyebutkan perusahaan mana yang menjadi pemasok komponen fuel pump yang bermasalah ini. Dia bilang, kampanye recall ini merupakan bentuk tanggung jawab Daihatsu kepada konsumen.
Di Indonesia, Toyota me-recall mobil-mobil seperti FJ Cruiser produksi tahun 2013-2014, Alphard tahun produksi 2017-2019, C-HR tahun produksi 2018-2019, Corolla tahun produksi 2018-2019, Camry tahun produksi 2019, Voxy tahun produksi 2018-2019, Kijang Innova tahun produksi 2017-2019, Fortuner tahun produksi 2017-2019, Hilux tahun produksi 2017-2019, Avanza tahun produksi 2017-2019, dan Rush tahun produksi 2017-2019. Totalnya sebanyak 286.090 unit.
Sementara Daihatsu me-recall total 97.290 unit mobil. Rinciannya yaitu, 53.246 unit Great dan Grand New Xenia produksi Oktober 2017 sampai Juni 2019, 41.152 unit All New Daihatsu Terios produksi Desember 2017 sampai Juni 2019, dan 2.892 unit all new Sirion produksi Januari 2018 sampai September 2019.
[Gambas:Video CNBC]
(hoi/hoi)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMidmh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL25ld3MvMjAyMTAzMTkxMjQzMjUtNC0yMzEzOTMvdGVrYS10ZWtpLXJlY2FsbC1tYXNzYWwtdG95b3RhLWRhaWhhdHN1LXJpLWFraGlybnlhLXRlcmt1YWvSAQA?oc=5
2021-03-19 06:18:44Z
52782669946826
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Teka-Teki Recall Massal Toyota-Daihatsu RI Akhirnya Terkuak! - CNBC Indonesia"
Post a Comment