Jakarta, CNBC Indonesia- Dibuka melesat pada pagi hari,Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpaksa anjlok parah dan ditutup di zona koreksi pada perdagangan Selasa (23/3/21).
Sempat dibuka hijau kuat 0,48% ke level 6.331,69, IHSG mengakhiri perdagangan dengan koreksi 0,77% ke level 6.252,71 meninggalkan area psikologis 6.300. Koreksi di berbagai bursa di kawasan Asia menjadi pemicu.
Nilai transaksi hari ini sebesar sebesar Rp 11 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 191 miliar di pasar reguler.
Terpantau bursa di kawasan Benua Kuning ambruk dimana Nikkei terkoreksi 0,61%, Hang Seng ambruk 1,34%, Shanghai anjlok 0,93%, dan KOSPI terkoreksi 1,01%.
Memang tercatat IHSG sudah berberapa kali gagal menembus resisten psikologis kuatnya di angka 6.400. Pertama pada awal bulan Maret yakni tanggal 2 dan 3 Maret dan hanya mampu naik hingga 6.394 dan ditutup di area 6.376 dan menjadi penutupan terbaik IHSG sejak awal Januari.
Selanjutnya pada 15 Maret kejadian serupa kembali terulang dimana IHSG gagal menembus level 6.400 yang terakhir kali terjadi Januari silam karena hanya mampu 6.387.
Tiga kali gagal menembus level resistenya IHSG akhirnya harus rela balik arah dengan koreksi dua hari beruntun yakni sebesar 0,87% dan 0,77% pada perdagangan hari ini dan kemarin. Bagaimana gerak IHSG selanjutnya?
Analisis Teknikal
Foto: Tri Putra/CNBC Indonesia
IHSG |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode harian (daily) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas bawah dengan BB yang cenderung stabil maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terdepresiasi.
Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.300 setelah konsisten menembus level tersebut barulah IHSG akan kembali mencoba menguji resisten kuatnya di level 6.391. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.235, apabila konsisten jatuh ke bawah level ini IHSG bisa kembali menguji support selanjutnya di level 6.165.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 33 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli maupun jenuh jual akan tetapi RSI terkonsolidasi turun setelah sebelumnya mendekati level jenuh jual yang menunjukkan Indeks berpeluang melemah.
Selanjutnya muncul pola candlestick pembalikan arah yakni hanging man yang menunjukkan potensi IHSG untuk kembali terkoreksi sangat terbuka.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas bawah, maka pergerakan selanjutnya cenderung terkoreksi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi turun dan munculnya candlestick hanging man.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(trp/trp)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMicGh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIxMDMyMzE1NDIxNi0xNy0yMzIyNjEvaW5pLWFsYXNhbi1paHNnLXN1ZGFoLTItaGFyaS1nYWxhdS1rZW1iYWxpLWtlLTYyMDDSAQA?oc=5
2021-03-23 09:17:00Z
52782673702922
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Analisis Teknikal Ini Alasan IHSG Sudah 2 Hari Galau & Kembali ke 6.200 - CNBC Indonesia"
Post a Comment