KOMPAS.com - CEO perusahaan mobil listrik Tesla, Elon Musk, menepis anggapan bahwa mobil listrik buatannya dipakai untuk mematai-matai China. Bahkan, Elon Musk sampai mengatakan Tesla akan ditutup jika digunakan untuk memata-matai di China.
"Ada dorongan yang sangat kuat bagi kami untuk sangat merahasiakan informasi apa pun. Jika Tesla menggunakan mobil untuk memata-matai di China atau di mana pun, kami akan ditutup," ungkap Elon Musk.
Hal ini diungkap Elon Musk setelah ada kabar yang menyebutkan bahwa militer China telah melarang mobil listrik produksi Tesla dari fasilitasnya.
Baca juga: Profil Elon Musk, Sarjana Ekonomi Pendiri Tesla dan SpaceX
Seorang sumber mengatakan kepada Reuters bahwa mobil Tesla tidak boleh memasuki kompleks militer China, karena kamera yang terpasang di mobil tersebut.
Pemerintah China khawatir kamera omnidirectional dan sensor ultrasound yang dipasang di mobil Tesla dapat menyebabkan kebocoran data sensitif.
Menurut laporan The Wall Street Journal, Pemeritah China juga telah melarang pegawai instansi pemerintah menggunakan mobil Tesla buatan Elon Musk ini.
Kekhawatiran pemerintah China bahwa Tesla menggunakan mobilnya untuk melakukan mata-mata ini berangkat dari dugaan bahwa Tesla tidak mengikuti persyaratan yang ditetapkan pemerintah, soal operasi mobil listrik di sana.
Sebagaimana dihimpun dari Nikkei Asia, di China ada peraturan yang mengamanatkan perusahaan mobil listrik termasuk mobil hibrida listrik untuk berbagi data mengemudi real-time (seperti lokasi kendaraan dan penggunaan baterai) kepada pihak berwenang.
Dan Tesla disebut tidak mengikuti aturan tersebut.
Baca juga: Elon Musk, Roket, dan Ketakutan Masyarakat Papua
Ada spekulasi yang menyebutkan bahwa dalam pertemuan itu, pemerintah China menargetkan perusahan mobil listrik China untuk menekan pemerintah AS.
China jadi pasar menjanjikan Tesla
Tesla sendiri memang memiliki pabrik produksi di China. Pabrik ini bernama Giga 3 yang terletak di Shanghai, China.
Menjelang penghujung 2019, Giga 3 menjadi tempat perakitan akhir Tesla Model 3. Pabrik ini juga menjadi tempat produksi Tesla Model Y.
Bagi Tesla, China menjadi pangsa pasar yang cukup menjanjikan. Tahun 2020 lalu, Tesla berhasil menjual 147.445 mobil listiriknya di China. Jumlah ini berkontribusi 30 persen dari totoal penjualan global Tesla.
Oleh karena itu, dalam sebuah diskusi daring dengan Xue Qikun, seorang fisikawan kuantum China, Musk ingin China dan Amerika Serikat untuk memupuk rasa saling percaya yang lebih besar lagi, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Reuters, Minggu (21/3/2021).
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMie2h0dHBzOi8vdGVrbm8ua29tcGFzLmNvbS9yZWFkLzIwMjEvMDMvMjEvMDgxMTQwMzcvZWxvbi1tdXNrLXNlYnV0LXRlc2xhLWFrYW4tZGl0dXR1cC1qaWthLWRpcGFrYWktbWF0YS1tYXRhaS1jaGluYT9wYWdlPWFsbNIBdmh0dHBzOi8vYW1wLmtvbXBhcy5jb20vdGVrbm8vcmVhZC8yMDIxLzAzLzIxLzA4MTE0MDM3L2Vsb24tbXVzay1zZWJ1dC10ZXNsYS1ha2FuLWRpdHV0dXAtamlrYS1kaXBha2FpLW1hdGEtbWF0YWktY2hpbmE?oc=5
2021-03-21 01:11:00Z
52782672117192
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Elon Musk Sebut Tesla Akan Ditutup Jika Dipakai Mata-matai China - Kompas.com - Tekno Kompas.com"
Post a Comment