Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah dan kembali ke bawah level psikologis 6.000 di perdagangan sesi I setelah sempat menguat di awal sesi. IHSG merosot bersama bursa saham Asia lainnya.
IHSG membuka perdagangan dengan menguat 0,23%, dan sempat terakselerasi ke 6.033,9 yang merupakan level tertinggi hari ini. Sayangnya, IHSG kemudian berbalik turun dan berakhir di 5.993,35, melemah 0,33%.
Data perdagangan mencatat investor asinig melakukan aksi jual bersih senilai Rp 45 miliar dengan nilai transaksi mencapai Rp 4,75 triliun.
Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi yang paling banyak diobral asing.
Walaupun asing lepas saham TLKM senilai Rp 42 miliar, tetapi harganya naik 0,94%. Hal ini berbeda dengan saham BBRI yang anjlok 1,68% setelah dilepas asing sebanyak Rp 37,2 miliar.
Naiknya yield obligasi (Treaury) AS membuat pelaku pasar berhati-hati. Seperti diketahui pada bulan lalu yield Treasury terus menanjak hingga ke atas 1,7% yang memicu gejolak di pasar saham.
Hingga siang ini yield Tresury tenor 10 tahun naik 0,7 basis poin, setelah naik 2 basis poin kemarin. Bahkan sepanjang pekan sudah naik 8 basis poin.
Kenaikan yield didorong oleh rencana Biden untuk menggelontorkan stimulus baru bernilai US$ 1,8 triliun. Biden menyebutnya dengan nama American Families Plan. Sumber pendanaan stimulus ini rencananya datang dari kenaikan tarif pajak, terutama untuk badan dan orang kaya.
"Sudah saatnya perusahaan AS dan 1% orang terkaya membayar jatah mereka. Membayar jatah yang adil," tegas Biden dalam paparan di hadapan Kongres, seperti dikutip dari Reuters.
Jika stimulus tersebut digelontorkan, maka pemulihan ekonomi AS akan semakin terakselerasi, dan inflasi juga akan melesat tinggi. Hal tersebut memicu kenaikan yield Treasury.
Secara teknikal, IHSG masih "bermain-main" di kisaran level 6.000. IHSG juga membentuk pola Descending Triangle, yang merupakan pola bearish atau tren menurun.
IHSG sudah menyentuh garis atas pola tersebut, kemudian berbalik turun. Sehingga risiko berlanjutnya penurunan cukup besar.
Sementara Batas bawah pola tersebut berada di kisaran 6.890 yang akan menjadi support kuat.
Grafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv |
Stochastic pada grafik harian bergerak naik meski masih jauh dari wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Grafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv |
Sementara stochastic pada grafik 1 jam bergerak naik setelah sebelumnya mencapai wilayah oversold.
Level psikologis 6.000 kini menjadi resisten terdekat, selama tertahan di bawahnya ada risiko koreksi ke 5.960. Sementara jika kembali ke atasnya IHSG berpeluang ke 6.030. Resisten selanjutnya di kisaran 6.070.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(pap/pap)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMicmh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIxMDQzMDEyNDk0OC0xNy0yNDIxNzEvaGF0aS1oYXRpLWloc2ctYmVyaXNpa28tdHVydW4tbGViaWgtZGFsYW0tZGktc2VzaS1padIBAA?oc=5
2021-04-30 06:00:40Z
52782738129963
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Hati-Hati! IHSG Berisiko Turun Lebih Dalam di Sesi II CNBC Indonesia • 38 detik yang lalu - CNBC Indonesia"
Post a Comment