Jakarta, CNBC Indonesia - Tekanan jual yang begitu massif membuat bursa saham domestik tergelincir dan keluar dari level psikologis 6.000 poin pada perdagangan Rabu kemarin (21/4/2021).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah sebesar 0,75% ke level 5.993,24 poin dengan nilai transaksi rendah di level Rp 7,58 triliun dan frekuensi sebanyak 832.200 kali.
Investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 512 miliar. Sedangkan, jika diakumulasi sejak awal tahun, investor asing masih melakukan aksi beli bersih senilai Rp 9,08 triliun.
Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Kamis ini (22/4/2021):
1.Dampak Penjualan Mobil, Laba Grup Astra Turun 22% di Q1-2021
Manajemen PT Astra International Tbk (ASII), holding Grup Astra, melaporkan laba bersih perusahaan di kuartal I-2021 mencapai Rp 3,73 triliun, menurun 22% dibandingkan kuartal I-2020 senilai Rp 4,81 triliun, disebabkan kontribusi yang lebih rendah dari hampir semua segmen bisnis.
Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan bersih konsolidasian Grup Astra pada kuartal pertama tahun 2021 sebesar Rp 51,7 triliun, juga menurun 4% dibandingkan dengan kuartal pertama tahun lalu Rp 54 triliun.
"Pendapatan dan laba bersih grup Astra pada kuartal pertama tahun 2021 lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, mengingat tahun lalu pandemi baru mulai mempengaruhi ekonomi Indonesia dan kinerja bisnis secara substansial pada bulan Maret 2020," kata Djony Bunarto Tjondro Presiden Direktur ASII, dalam keterangan resmi, Rabu (21/4/2021).
Beberapa pointer dari kinerja Astra yakni, penjualan mobil menurun 24% dan penjualan sepeda motor menurun 17%. Penjualan alat berat Komatsu meningkat, yang sebagian terpengaruh oleh penurunan volume kontraktor penambangan, penjualan minyak kelapa sawit dan produk turunannya lebih rendah, dan posisi neraca keuangan dan pendanaan yang kuat.
2.Tambal Utang, Japfa Mau Ngutang Obligasi Lagi Rp 5 T
Emiten pakan ternak dan perunggasan (poultry), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), berencana menerbitkan obligasi dalam denominasi dolar AS senilai US$ 350 juta atau setara Rp 5,075 triliun dengan rata-rata kurs Jisdor Rp 14.500 per US$.
Kepala Divisi Keuangan Korporasi Japfa Comfeed Indonesia Putut Djagiri, dalam paparan publik perseroan mengatakan, penerbitan surat utang tersebut merupakan bagian dari Sustainability Linked Bond (SLB) yang diterbitkan JPFA. Obligasi ini kelebihan permintaan sebanyak 3 kali dari yang ditawarkan atau sebesar US$ 1,2 miliar.
"Order book dari kedua underwriter, baik dari Credit Suisse maupun DBS, totalnya ada sekitar US$ 1,2 miliar atau hampir 3 kali lebih karena kita terbitkan US$ 350 juta. Dengan adanya orderbook yang sedemikian besar kita bisa bangkit untuk minta interest coupon-nya," ungkap Putut dalam dokumen paparan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Rabu (21/3/2021).
3.Laba Emiten Jalan Tol Grup Sandi Uno Ambles 46% di 2020
Emiten jalan tol PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) mengalami penurunan laba bersih yang signifikan sepanjang tahun lalu. Tercatat terjadi penurunan laba bersih hingga 45,50% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp 55,12 miliar dari Rp 101,15 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.
Sejalan dengan itu, nilai laba per saham ikut turun menjadi Rp 23 dari sebelumnya sebesar Rp 41.
Data laporan keuangan mencatat, pendapatan perusahaan tercatat sebesar Rp 2,08 triliun, menyusut 20,32% YoY dari posisi akhir Desember 2019 yang senilai Rp 2,61 triliun.
Penurunan laba yang lebih besar ini disebabkan karena naiknya beban lainnya menjadi Rp 21,34 miliar dari Rp 11,86 miliar. Beban keuangan juga naik menjadi Rp 14,94 miliar dari sebelumnya senilai Rp 4,02 miliar. Juga terjadi kenaikan pada rugi ventura bersama yang membengkak menjadi Rp 6,29 miliar dari sebelumnya senilai Rp 884,31 juta.
4.Babak Belur & Hampir Rugi Rp 200 M di 2020, Ini Kata Bos Adhi
Pandemi merusak banyak lini bisnis, termasuk juga perusahaan BUMN Karya. Segala macam strategi dilakukan supaya keuangan perusahaan tidak terperosok lebih dalam.
Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk Entus Asnawi, membeberkan strategi bertahan selama pada 2020 lalu. Adhi Karya memang mengalami penurunan kinerja tahun lalu setelah laba ambles.
Berdasarkan laporan keuangan, ADHI mencetak laba bersih sebesar Rp 23,98 miliar, anjlok hingga 96% jika dibandingkan dengan tahun 2019 yang mana perusahaan memperoleh keuntungan Rp 663,8 miliar. Dengan demikian laba tergerus hingga Rp 639,82 miliar dalam setahun.
Anjloknya laba sejalan dengan turunnya pendapatan perusahaan dari penjualan pada tahun 2020 menjadi Rp 10,8 triliun atau menyusut 29,27% secara tahunan (Year-on-year/YoY). Pendapatan perusahaan selama tahun 2019 mencapai Rp 15,3 triliun.
"Laba kotor kami coba pertahankan menghasilkan laba dengan efisiensi juga pemanfaatan sistem, terutama IT. Dari meeting sekarang virtual itu penghematan. Laba bersih gimana bisa lolos situasi 2020 kami mengelola dengan skenario planning," kata Entus dalam webinar "Mengukur Infrastruktur", Rabu (21/4/2021).
NEXT: Sinarmas Jual Aset di London, 3 Juta Polis Asuransi Unit Link Ditutup
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMieGh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIxMDQyMjA3NDUwNC0xNy0yMzk4MTMvdHJhbnNha3NpLXNhaGFtLXNlcGktYmFuZ2V0LWNlay1kdWx1LTkta2FiYXItcGFzYXItaG90LWluadIBAA?oc=5
2021-04-22 01:10:22Z
52782726521675
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Transaksi Saham Sepi Banget, Cek Dulu 9 Kabar Pasar Hot Ini - CNBC Indonesia"
Post a Comment