JAKARTA, KOMPAS.com - Sepanjang Tahun 2020, PT Waskita Karya (Persero) Tbk mencatatkan kinerja buruk yang ditandai dengan kerugian bersih sebesar Rp 7,38 triliun.
Padahal, pada Tahun 2019, perseroan hanya menorehkan kerugian bersih sebesar Rp 872 miliar.
Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono menjelaskan, kerugian itu disebabkan adanya penundaan proses divestasi 5 ruas jalan tol yang dimiliki perseroan.
Proses divestasi gagal dilakukan karena terkendala Pandemi Covid-19.
"Nah, akibat Pandemi (Covid-19), tahun 2020 ini harusnya ada lima ruas yang kami divestasi. Tapi, kami gagal karena para investor menunda," terang Destiawan dalam webinar Mengukur Infrastruktur Waskita, Kamis (08/04/2021).
Dia melanjutkan, perseroan berencana untuk melepas sembilan ruas jalan tol pada tahun 2021.
Jika proses divestasi jalan tol tersebut berhasil dilakukan, maka beban utang perseroan bakal berkurang.
Baca juga: Per 31 Desember 2020, Waskita Kelola Kontrak Senilai Rp 66 Triliun
Dalam catatan Kompas.com, sembilan ruas jalan tol tersebut terbagi dalam lima wilayah yakni, tiga ruas tol berlokasi di Jabodetabek.
Kemudian, satu ruas di Provinsi Jawa Barat, dua ruas di Pulau Sumatera, dua ruas di jaringan Tol Trans-Jawa, serta satu ruas di Jawa Timur dengan total panjang lebih dari 480 kilometer.
"Kami optimis divestasi bakal terlaksana, setelah 1 (divestasi ruas tol) terealisasi, investor banyak sekali yang ingin mengakuisisi ruas-ruas Waskita," lanjut Destiawan.
Untuk diketahui, perseroan memiliki beban utang sebesar Rp 90 triliun sekaligus bunga Rp 4,7 triliun.
Sementara itu, Direktur Keuangan Waskita Karya Taufik Hendra Kusuma menambahkan, jika divestasi 9 ruas jalan tol berhasil dilakukan, maka utang Waskita Karya bisa terpangkas sebesar Rp 20 triliun.
Dengan demikian, hal itu juga akan menurunkan beban bunga yang dimiliki perseroan.
"Kami mendapatkan fully-support dari Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan juga dalam proses support juga, perbankan juga kami cukup intensif (komunikasi)," tutur Taufik.
Jika divestasi 9 ruas jalan tol itu disepakati, maka beban bunga yang ditanggung perseroan bakal menurun.
"Terutama itu kan (beban bunga) yang menjadi faktor signifikan performance tahun lalu," tutup Taufik.
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMiggFodHRwczovL3d3dy5rb21wYXMuY29tL3Byb3BlcnRpL3JlYWQvMjAyMS8wNC8wOC8yMTAwMDA4MjEvcnVnaS1ycC03LTM4LXRyaWxpdW4tYm9zLXdhc2tpdGEtYmxhay1ibGFrYW4tdW5na2FwLXBlbnllYmFibnlhP3BhZ2U9YWxs0gF5aHR0cHM6Ly9hbXAua29tcGFzLmNvbS9wcm9wZXJ0aS9yZWFkLzIwMjEvMDQvMDgvMjEwMDAwODIxL3J1Z2ktcnAtNy0zOC10cmlsaXVuLWJvcy13YXNraXRhLWJsYWstYmxha2FuLXVuZ2thcC1wZW55ZWJhYm55YQ?oc=5
2021-04-08 14:00:00Z
52782704392794
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rugi Rp 7,38 Triliun, Bos Waskita Blak-blakan Ungkap Penyebabnya - Kompas.com - KOMPAS.com"
Post a Comment