Search

Market Profit Taking Pemicu 5 Saham Big Cap Rontok, Bikin IHSG Labil 03 June 2021 09 - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah sempat menghijau, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melorot ke zona merah pagi ini, Kamis (3/6). Gerak IHSG terpantau sangat volatile di awal perdagangan.

Saat IHSG merah, tercatat ada 5 saham yang melemah yang dipicu oleh aksi ambil untung (profit taking) yang dilakukan investor.

Berikut gerak 5 saham tersebut, pukul 09.38 WIB.


  1. Saham Bank Jago (ARTO), saham -2,46%, ke Rp 11.900, transaksi Rp 105,5 M

  2. United Tractors (UNTR), -0,95%, ke Rp 23.550, transaksi Rp 17,68 M

  3. Multipolar (MLPL), -0,91%, ke Rp 545, transaksi Rp 108,37 M

  4. Indosat (ISAT), -0,75%, ke Rp 6.575, transaksi Rp 2,63 M

  5. Telkom Indonesia (TLKM), -0,58%, ke Rp 3.430, transaksi Rp 44,8 M

Berdasarkan data di atas, saham perbankan besutan bankir kawakan Jerry Ng dan pendiri Grup Northstar Patrick Walujo, ARTO, menjadi yang paling melemah dengan penurunan 2,46% ke RP 11.900/saham.

Nilai transaksi saham emiten big caps (emiten dengan kapitalisasi pasar di atas Rp 100 triliun) ini sebesar Rp 105,5 miliar, menjadikan saham ARTO berada di peringkat ketiga saham yang paling aktif ditransaksikan pagi ini.

Di posisi kedua ada saham emiten pertambangan dan alat berat Grup Astra, UNTR, yang ambles 0,95% ke Rp 23.550/saham. Saham UNTR melorot kendati asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp 3,4 miliar pagi ini.

Investor tampaknya mulai melakukan aksi profit taking setelah pada perdagangan Rabu (2/6) kemarin saham UNTR melesat 5,43%. Dalam sepekan saham ini tumbuh 9,53%, sementara dalam sebulan melejit 10,18%.

Kemudian, ada saham emiten holding Grup Lippo, MLPL, yang tekoreksi 0,91% ke Rp 540/saham. Nilai transaksi saham MLPL sebesar 108,37 miliar, berada di posisi kedua saham yang paling banyak ditransaksikan.

Para pelaku pasar mulai 'cabut' dari saham ini setelah kemarin saham induk PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) ini melompat setinggi 15,06% ke Rp 550/saham. Dalam sepekan saham MLPL naik 1,89%, sementara dalam sebulan 'terbang' 136,73%.

Terakhir, saham emiten telekomunikasi pelat merah, TLKM, juga longsor 0,58% ke Rp 3.430/saham. Seiring dengan pelemahan ini, asing mencatatkan jual bersih (net sell) sebesar Rp 23,2 miliar, membuat saham TLKM menjadi saham urutan ketiga yang paling banyak dilego asing.

Berdasarkan data pukul 09.48 WIB, IHSG terkoreksi 0,05% ke Rp 6.09,994. Padahal, pada pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka dengan apresiasi 0,12% ke level 6.038,85. Selang 12 Menit IHSG masih hijau tipis 0,05% di level 6.034,23 setelah sempat jatuh ke zona merah pada perdagangan Kamis (3/6/21).

Dengan melorotnya IHSG ke zona pelemahan, ini berarti reli selama 5 hari beruntun harus terhenti.

 

Perhatian pelaku pasar tertuju pada data tenaga kerja Amerika Serikat. Maklum saja, data tenaga kerja merupakan salah satu indikator bagi The Fed dalam menetapkan kebijakan moneter, selain juga inflasi.

Inflasi di AS sudah melesat naik. Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (28/5/2021) lalu melaporkan data inflasi berdasarkanpersonal consumption expenditure(PCE). Data tersebut merupakan inflasi acuan The Fed.

Inflasi PCE inti dilaporkan tumbuh 3,1%year-on-year(yoy) di bulan April, jauh lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya 1,8% yoy. Rilis tersebut juga lebih tinggi ketimbang hasil survei Reuters terhadap para ekonomi yang memprediksi kenaikan 2,9%. Selain itu, rilis tersebut juga merupakan yang tertinggi sejak Juli 1992, nyaris 30 tahun terakhir.

Setelah inflasi, jika data tenaga kerja AS juga menunjukkan perbaikan yang signifikan, maka ekspektasi The Fed akan segera mengetatkan kebijakan moneternya akan kembali muncul.

Ekspektasi tersebut dapat memicu koreksi di pasar saham, dolar AS akan berbalik menguat dan rupiah serta SBN mengalami tekanan. Kemarin, indeks dolar AS sempat menguat hingga 0,46%, sebelum terpangkas dan berakhir di 89,904 atau menguat 0,08% saja. Pergerakan tersebut setidaknya menunjukkan ada potensi penguatan dolar AS merespon data tenaga kerja nantinya.

Oleh karena itu, pelaku pasar akan lebih berhati-hati jelang rilis data tenaga kerja AS versi Automatic Data Processing (ADP) Inc. malam ini, dan versi pemerintah AS Jumat besok.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(adf/adf)

Adblock test (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMiemh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIxMDYwMzA5NTA0MC0xNy0yNTAyMDkvcHJvZml0LXRha2luZy1wZW1pY3UtNS1zYWhhbS1iaWctY2FwLXJvbnRvay1iaWtpbi1paHNnLWxhYmls0gEA?oc=5

2021-06-03 02:56:31Z
52782794956939

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Market Profit Taking Pemicu 5 Saham Big Cap Rontok, Bikin IHSG Labil 03 June 2021 09 - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.