Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Demokrat Herman Khaeron mengkritisi kondisi memprihatinkan yang dialami perusahaan-perusahaan pelat merah atau BUMN Farmasi. Kinerja keuangan terpantau menurun hingga membukukan kerugian.
Herman Khaeron mengaku heran dengan kondisi yang saat ini menimpa kondisi BUMN Farmasi saat ini. Hal ini ditambah lagi dengan adanya temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas indikasi fraud atau korupsi di PT Indofarma Tbk dan anak usahanya.
"Jelas bagaimana sekarang laba konsolidasi minus, Bio Farma biarpun untung tapi menurun, Indofarma apalagi. Bagaimana penempatan dan pencairan deposito atas nama pribadi, penggadaian deposito kepada Bank Oke misalnya, kan disebutkan ini hasil pemeriksaan. Ini semua apa sih latar belakangnya?," kata Herman, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI di Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (19/6/2024).
Menurutnya, latar belakang dari kondisi ini ialah karena ketidakmampuan direksi dalam mengelola. Herman sendiri menilai, seharusnya para BUMN yang notabenenya merupakan perusahaan pemerintah bisa mencetak kinerja positif selama dikelola dengan baik. Hal ini apalagi mengingat jaringan besar yang dimiliki.
"Kok nggak bisa dijadikan network gitu. Menurut saya kalau kalian direksi tidak mampu untuk mengelola, sudah mundur ramai-ramai saja. Mungkin sudah antre, sudah siap ada direksi atau calon direksi yang mampu mengelola perusahaan ini," ujar dia.
"Artinya kalau dalam satu tahun tidak mampu memperbaiki ya sudah, mundur. Jangan kemudian terus dipaksakan, pada akhirnya semakin dalam, semakin tidak ada prospek dan pada akhirnya rugi. Yang rugi bukan saja bapak ibu, korporasi, tetapi negara," sambungnya.
Padahal menurutnya, seharusnya sektor farmasi bisa menjadi sektor andalan Indonesia mengingat potensi besarnya. Namun sayangnya, pihak yang seharusnya menjadi tulang punggung kesehatan masyarakat justru malah tidak sehat. Ia khawatir, apabila kondisi ini terus terjadi, industri farmasi akan dikendalikan pihak tertentu.
"Adanya BUMN kan supaya negara mampu mengendalikan sektor yang sangar vital ini. Pesan moral, kalau memang masih punya optimisme, mampu untuk mengelola, lanjut. Kalau tidak, mundur saja. Bahkan kalau kemudian tidak bisa lagi, membangun prospek baru dalam korporasi, ya mundur saja, sayang dikelola bertahun-tahun," kata dia.
"Ada 1.200 outlet lebih, masa tidak mampu dapat keuntungan? Dengan dokternya konflik, bermasalah, aduh malah macam-macam. Jadi dalam pandangan saya ini mismanagement. Tidak mungkin perusahaan negara yang memiliki network, sumber daya, ini bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan korporasi, ini diabaikan. Dan saya yakin dalam situasi perusahaan seperti ini fraud biasanya terjadi," ujar dia.
(shc/kil)https://news.google.com/rss/articles/CBMicWh0dHBzOi8vZmluYW5jZS5kZXRpay5jb20vYmVyaXRhLWVrb25vbWktYmlzbmlzL2QtNzM5ODQ0NS9idW1uLWZhcm1hc2kta29tcGFrLXJ1Z2ktZnJhdWQtZHByLW1pbnRhLWRpcmVrc2ktbXVuZHVy0gF1aHR0cHM6Ly9maW5hbmNlLmRldGlrLmNvbS9iZXJpdGEtZWtvbm9taS1iaXNuaXMvZC03Mzk4NDQ1L2J1bW4tZmFybWFzaS1rb21wYWstcnVnaS1mcmF1ZC1kcHItbWludGEtZGlyZWtzaS1tdW5kdXIvYW1w?oc=5
2024-06-19 12:15:33Z
CBMicWh0dHBzOi8vZmluYW5jZS5kZXRpay5jb20vYmVyaXRhLWVrb25vbWktYmlzbmlzL2QtNzM5ODQ0NS9idW1uLWZhcm1hc2kta29tcGFrLXJ1Z2ktZnJhdWQtZHByLW1pbnRhLWRpcmVrc2ktbXVuZHVy0gF1aHR0cHM6Ly9maW5hbmNlLmRldGlrLmNvbS9iZXJpdGEtZWtvbm9taS1iaXNuaXMvZC03Mzk4NDQ1L2J1bW4tZmFybWFzaS1rb21wYWstcnVnaS1mcmF1ZC1kcHItbWludGEtZGlyZWtzaS1tdW5kdXIvYW1w
Bagikan Berita Ini
0 Response to "BUMN Farmasi Kompak Rugi-Fraud, DPR Minta Direksi Mundur - detikFinance"
Post a Comment