Jakarta, CNBC Indonesia - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi bisa kembali ditahan per 1 Juli 2024. Harga minyak dunia sebenarnya stagnan dan mendukung penurunan tetapi ambruknya nilai tukar rupiah membuat penurunan harga menjadi sulit dilakukan.
Harga minyak dunia bergerak stagnan pada Juni tahun ini sejalan dengan meningkatnya pasokan di Amerika Serikat, berakhirnya libur musim panas, serta perlambatan ekonomi global.
Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan lonjakan 3,6 juta barel dalam stok minyak mentah negara tersebut minggu lalu, mengagetkan para analis yang disurvei oleh Reuters yang sebelumnya memperkirakan penurunan sebesar 2,9 juta barel.
Merujuk Refinitiv, rata-rata harga minyak brent berada di angka US$ 82,998 per barel sepanjang Juni 2024. Harganya nyaris sama dengan rata-rata di Mei yang tercatat US$ 82,996 /barel.
Rata-rata harga minyak WTI berada di angka US$ 78,84 per barel pada Juni 2024, lebih tinggi sedikit dibandingkan rata-rata di Mei yang tercatat US$ 78,58/barel.
Sebaliknya, nilai tukar rupiah babak belur pada Juni tahun ni. Rata-rata nilai tukar rupiah pada Juni tercatat Rp16.331 per US$1. Angka ini jauh lebih lemah dibandingkan pada Mei 2024 yang tercatat Rp 16.064,56/US$1.
Rupiah ambruk karena persoalan eksternal serta kekhawatiran kebijakan fiskal presiden terpilih Prabowo Subianto.
Sebagai catatan, pemerintah menentukan harga BBM berdasarkan formulasi tertentu. Dua variable akan dipakai yakni rata-rata harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah mengingat besarnya impor.
Keputusan Menteri ESDM Nomor 19 K/10/MEM/2019 tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak menjelaskan formula harga menggunakan rata-rata harga publikasi Mean of Platts Singapore (MOPS) dengan satuan USD/barel periode tanggal 25 pada 2 bulan sebelumnya sampai dengan tanggal 24, 1 bulan sebelumnya untuk penetapan bulan berjalan.
Merujuk Refinitiv, rata-rata harga minyak brent pada dua bulan terakhir (Juni-Mei) adalah sebesar US$ 82,997 /barel. Harga tersebut lebih rendah dibandingkan pada dua bulan sebelumnya (Mei-April) sebesar US$ 85,998 per barrel.
Sementara itu, rata-rata harga minyak WTI pada dua bulan terakhir (Juni-Mei) adalah sebesar US$ 78,71/barel. Harga tersebut lebih rendah dibandingkan pada dua bulan sebelumnya (Mei-April) sebesar US$ 81,49 per barrel.
Rata-rata nilai tukar rupiah pada Juni 2024 tercatat Rp 16.331/US$1, lebih kuat dibandingkan pada Mei 2024 yakni Rp 16.034/US$1.
Dengan hanya melihat rata-rata harga minyak dua bulan yang jauh lebih rendah harga BBM bisa turun. Namun, dengan melihat ambruknya nilai tukar maka sulit bagi BBM untuk turun pada Juli tahun ini.
Sebagai catatan, PT Pertamina sudah menahan harga BBM non-subsidi sejak Februari 2024 atau selama lima bulan terakhir.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mae/mae)https://news.google.com/rss/articles/CBMigwFodHRwczovL3d3dy5jbmJjaW5kb25lc2lhLmNvbS9yZXNlYXJjaC8yMDI0MDYyOTE0MDkwMC0xMjgtNTUwNDQzL3J1cGlhaC1oYW5jdXItbGVidXItc2lueWFsLWhhcmdhLWJibS1wZXJ0YW1pbmEtMS1qdWxpLWRpdGFoYW4tbGFnadIBAA?oc=5
2024-06-29 09:00:00Z
CBMigwFodHRwczovL3d3dy5jbmJjaW5kb25lc2lhLmNvbS9yZXNlYXJjaC8yMDI0MDYyOTE0MDkwMC0xMjgtNTUwNDQzL3J1cGlhaC1oYW5jdXItbGVidXItc2lueWFsLWhhcmdhLWJibS1wZXJ0YW1pbmEtMS1qdWxpLWRpdGFoYW4tbGFnadIBAA
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Hancur Lebur, Sinyal Harga BBM Pertamina 1 Juli Ditahan Lagi? - CNBC Indonesia"
Post a Comment