:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2172332/original/006544700_1525690407-Investasi-Meningkat_-Ekonomi-Indonesia-Kuartal-1-Tumbuh-5_06_4.jpg)
Pekerja menyelesaikan pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Senin (7/5). Pertumbuhan ekonomi kuartal 1 2018 tersebut lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada periode sama dalam tiga tahun terakhir. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai akhir tahun nanti akan berada di bawah level 5,2 persen. Angka ini lebih rendah dari asumsi dasar pemerintah pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Modal (APBN) 2018 yang diperkirakan sebesar 5,4 persen.
"Jadi kan begini diperkirakan antara 5 sampe 5,4 persen tahun ini. Kemungkinan akan sedikit di bawah 5,2 persen seperti itu," kata Perry saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Jumat 28 September 2018.
Perry mengatakan, berdasarkan beberapa metode pengukuran, sebetulnya pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,6 persen atau bahkan 6 persen hingga akhir tahun.
"Tergantung metodenya, kalau seperti filtering segala macem itu kurang lebih potensial outputkita 5,6 persen. Tapi kalau berdasarkan production function bisa sampai 6 persen. Jadi kalau pertumbuhan ekonomi 5,2 itu masih dibawah pertumbuhan yang potensialnya," jelas Perry.
Perry menilai, pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dari potensinya tersebut, menjadi penyebab rendahya indeks harga konsumen (IHK). Berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) pada minggu keempat September 2018 telah terjadi deflasi sebesar 0,06 persen secara month to month (mtm). Sedangkan secara secara year on year (yoy) mencapai 3,02 persen.
"Itu kenapa meski permintaan naik, tapi kapasitas produksinya itu mencukupi sehingga kenaikan permintaan tidak timbulkan tekanan pada harga-harga," pungkas Perry.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sri Mulyani Harap Gempa Palu-Donggala Tak Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III"
Post a Comment