Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia menguat tipis cenderung flat pada perdagangan Kamis pagi waktu Asia (6/8/2020). Reli harga emas yang terjadi di sepanjang tahun ini diperkirakan masih akan berlanjut dan membawa emas terbang lebih tinggi.
Pada 09.05 WIB tadi pagi, harga emas di pasar spot naik 0,06% ke US$ 2.041. Pada perdagangan Rabu kemarin harga emas ditutup di level US$ 2.039,4/troy ons.
Dengan kenaikan ini, stop level terdekat setelah level US$ 2.000 berhasil ditembus adalah US$ 2.200/troy ons. Selanjutnya ada Bank of America (BoA) dan RBC Capital yang meramal harga emas bakal melambung ke US$ 3.000/troy ons.
"Dengan harga emas yang meroket ke level tertinggi sepanjang masa, membuat emas menjadi 'star asset' di 2020" tulis strategis dari RBC Capital dalam sebuah laporan.
"Dengan latar belakang ini, kami ubah base case scenario sekarang menjadi low scenario, high scenario sebelumnya kini menjadi base scenario dan memperkirakan skenario tertinggi baru dengan harga emas bakal sentuh US$ 3.000/oz dengan asumsi bahwa situasi saat ini benar-benar akan semakin memburuk" tulis laporan tersebut sebagaimana dikutip KitcoNews.
"Faktor-faktor yang dapat memicu kenaikan harga yang fantastis akan terjadi dengan lanjutan stimulus moneter yang tak pernah terjadi sebelumnya, potensi asset bubbles, hingga inflasi yang susah dikontrol. Inilah mengapa kami berharap apa yang tak pernah diharapkan seputar risiko yang akan datang" lanjut strategis tersebut.
CEO U.S. Global Investors, Frank Holmes punya ramalan yang lebih bullish lagi bahkan. Holmes memperkirakan akhir dari siklus bullish emas ini akan berada di angka US$ 4.000/troy ons.
Lantas berapa rupiah per gramnya?
Mengacu aturan di pasar dunia, satu troy ons setara dengan 31,1 gram, sehingga harga emas dunia yang diprediksi US$ 4.000/troy ons dikonversi dengan membagi angka tersebut dengan 31,1 gram, hasilnya US$ 128,57 per gram.
Dengan asumsi kurs rupiah saat ini Rp 14.600/US$, maka proyeksi emas secara rupiah per gram bisa mencapai Rp 1.877.122/gram. Namun perlu diperhatikan harga ini belum termasuk produksi cetak seperti yang diproduksi oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan juga faktor lainnya.
Hanya saja, Holmes menegaskan, koreksi harga bisa terjadi kapan saja dan investor harus membeli saat itu terjadi.
Dari sisi perekonomian, Holmes memperkirakan inflasi bakal naik tetapi suku bunga akan tetap rendah sehingga membuat suku bunga riil menjadi negatif. "Semakin negatif suku bunga riil, maka semakin tinggi harga emas" kata Holmes.
Narasi yang membuat harga emas menguat sebetulnya saat ini masih sama dan tak berubah. Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) yang telah meluluhlantakkan perekonomian global membuat minat investasi di aset safe haven meningkat.
Ditambah dengan risiko dari tensi geopolitik tinggi dan kisruh Washington-Beijing, logam mulia emas semakin berkilau. Dari sisi fundamental, harga emas juga ditopang oleh rendahnya suku bunga acuan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(tas/tas)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMic2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIwMDgwNjEyMjEwNy0xNy0xNzc4NjEvcmVrb3ItdGVydXMtaGFyZ2EtZW1hcy1kaXJhbWFsLXRlbWJ1cy1ycC0xOC1qdXRhLWdyYW3SAQA?oc=5
2020-08-06 06:13:30Z
52782316125081
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rekor Terus! Harga Emas Diramal Tembus Rp 1,8 Juta/gram - CNBC Indonesia"
Post a Comment