JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu perusahaan terbesar di China, Evergrande mengalami krisis keuangan.
Dilansir dari CNN, Senin (20/9/2021), perusahaan itu berisiko mengalami gagal bayar utang.
Evergrande diketahui memiliki utang mencapai 300 miliar dollar AS atau sekitar Rp 4.260 triliun (kurs Rp 14.200) dengan bunga utang yang telah jatuh tempo sebesar 83,5 juta dollar AS.
Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan yang didirikan oleh miliarder China Xu Jiayin yang juga sempat menjadi orang terkaya di China, mengalami penggelembungan nilai utang untuk mendanai beragam proyek perusahaan dengan berbagai tujuan berbeda.
Nilai utang tersebut terus menggelembung tak terkendali hingga akhirnya pada beberapa pekan terakhir perusahaan memberi peringatan kepada investor mengenai permasalahan permodalan perusahaan.
Baca juga: Belum Lepas dari Jeratan Utang, Saham Evergrande Terjun Bebas
Pihak Evergrande pun mengatakan, perusahaan berisiko bakal mengalami gagal bayar karena tidak mampu menciptakan pendapatan dalam waktu cepat.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Peringatan Evergrande kepada investor terungkap pekan lalu, ketika perusahaan memberikan keterangan kepada bursa saham. Mereka mengaku kesulitan mendapatkan pembeli atas aset-aset perusahaan yang mulai di jual.
Banyak ahli mengungkapkan, bisnis Evergrande yang terlalu ambisius adalah penyebab utama perusahaan itu terlilit utang.
Evergrande dinilai sudah menyimpang terlalu jauh dari inti bisnis mereka, yakni bisnis properti dan real estate.
"Evergrande Group telah menyimpang jaug dari bisnis inti mereka, hal itu merupakan bagian dari sumber kekacauan ini," ujar China Director of Economic Intelligence Unit Mattie Bekink.
Sementara itu, analis Goldman Sachs mengatakan, strutur perusahaan menjadi penyebab lain krisis keuangan Evergrande. Perusahaan pun menjadi kesulitan merumuskan proses pemulihan.
"Evegrande Group yang rumit serta kurangnya informasi yang memadai tentang aset dan kewajiban perusahaan (menjadi penyebab lain permasalahan perusahaan)," tulis analis Goldman Sachs dalam catatan mereka.
Baca juga: 21 Bank Setujui Restrukturisasi Utang Waskita Karya Senilai Rp 29,2 Triliun
Dilansir dari BBC, pemerintah China tahun lalu telah memberlakukan aturan baru untuk mengontrol jumlah utang raksasa real estate setempat. Aturan baru tersebut membuat
Evergrande menjual properti mereka dengan harga murah untuk memastikan dana mengalir dengan cepat dan bisnis bisa berjalan.
Namun demikian, perusahaan tersebut berjuang mati-matian untuk membayar bunga atas utang mereka.
Hal ini pun membuat harga saham Evergrande anjlok sekitar 85 persen sepanjang tahun. Peringkat obligasi perusahaan juga telah diturunkan oleh lembaga pemeringkat kredit global.
Bayar Utang dengan Properti
Dilansir dari Bloomberg, Evergrande telah memulai pembayaran utang mereka kepada investor yang memiliki produk wealth management perusahaan.
Alih-alih membayar dengan uang, Evergrande membayar utang yang telah jatuh tempo dengan properti harga diskon.
Investor yang memilih opsi pembayaran dengan properti pun sudahbisa menghubungi divisi wealth management perusahaan.
Bloomberg memberitakan, sebanyak 70.000 orang telah membeli produk wealth management Evergrande.
Kantor berita Caixin melaporkan, total outstanding atas produk wealth management yang harus dibayarkan Evergrande senilai 6 miliar dollar AS. Produk wealth management ini biasanya dipegang oleh investor ritel.
Untuk menghindari membayar investor secara tunai, perusahaan pun melakukan diskon besar-besaran atas aset properti mereka.
Investor bisa mengalihkan investasi mereka yang telah jatuh tempo untuk unit rumah hunian dengan diskon sebesar 28 persen, perkantoran dengan diskon 46 persen, serta toko dan unit parkir dengan diskon 52 persen.
Sementara itu, untuk opsi pembayaran tunai, investor dapat memilih untuk dilunasi sebesar 10 persen dari pokok dan bunga setiap kuartal, dengan pelunasan dilakukan dalam jangka waktu 2,5 tahun.
Baca juga: Ini Upaya Waskita Keluar dari Tekanan Utang
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMiemh0dHBzOi8vbW9uZXkua29tcGFzLmNvbS9yZWFkLzIwMjEvMDkvMjAvMTk0ODQ1MDI2L3Jha3Nhc2EtcHJvcGVydGktY2hpbmEtdGVybGlsaXQtdXRhbmctcnAtNDAwMC10cmlsaXVuLWtvay1iaXNhP3BhZ2U9YWxs0gF1aHR0cHM6Ly9hbXAua29tcGFzLmNvbS9tb25leS9yZWFkLzIwMjEvMDkvMjAvMTk0ODQ1MDI2L3Jha3Nhc2EtcHJvcGVydGktY2hpbmEtdGVybGlsaXQtdXRhbmctcnAtNDAwMC10cmlsaXVuLWtvay1iaXNh?oc=5
2021-09-20 12:48:00Z
52782972644968
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Raksasa Properti China Terlilit Utang Rp 4.000 Triliun, Kok Bisa? - Kompas.com - Kompas.com"
Post a Comment