Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepekan ini menguat 38,4 poin atau 0,6% ke 6.133,25. Pekan depan, pasar akan memperhatikan arah perkembangan pandemi, nasib kebijakan moneter dunia, dan moratorium sawit nasional.
Menurut catatan Tim Riset CNBC Indonesia, ada beberapa agenda dan rilis data ekonomi yang bakal memengaruhi pergerakan IHSG dalam trading pekan depan. Pertama, pelaku pasar bakal memantau Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4.
Saat ini rata-rata kasus infeksi baru Covid-19 berada di bawah 10.000 per hari. Artinya, pandemi Covid-19 cukup terkendali di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, hingga Sabtu (18/09/2021), penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 tercatat 3.385 kasus, turun dibandingkan penambahan kasus hari sebelumnya yang tercatat sebesar 3.835 kasus.
Dengan demikian, total kasus Covid-19 di Indonesia sejak awal pandemi pada 1 Maret 2020 hingga hari ini tercatat mencapai 4.188.529 kasus. Indonesia berada di urutan ke-13 dunia negara dengan pengidap Covid-19 terbanyak.
Mengacu pada kemajuan tersebut, ada harapan bahwa Senin ini PPKM Level 4 akan semakin diperlonggar sehingga membuka peluang beli saham-saham yang akan diuntungkan dari pemulihan ekonomi (saham siklikal) seperti konsumer, keuangan dan properti.
Kedua, investor akan memantau nasib moratorium pembukaan lahan sawit baru. Presiden Joko Widodo pada 19 September 3 2018 memerintahkan penghentian penerbitan izin baru untuk pembukaan lahan sawit baru.
Dus, hari ini menjadi hari terakhir berlakunya moratorium, dan pemerintah bakal memberikan pengumuman secepatnya pada Senin nanti, mengenai nasib moratorium tersebut: apakah akan dicabut ataukah dilanjutkan?
Perpanjangan moratorium bakal memicu kenaikan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) karena pasokan dunia cenderung stagnan sementara permintaan dunia membaik mengikuti pembukaan kembali ekonomi di negara maju.
Ketiga, pasar bakal memperhatikan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) pada 21 September yang akan diakhiri dengan konferensi pers mengenai kebijakan moneter sebulan ke depan. Polling Reuters memperkirakan suku bunga acuan nasional (BI 7-Day Reverse Repo Rate) bakal dipertahankan di level 3,5%.
Pasar akan memantau apakah akan ada kebijakan-kebijakan tambahan yang dipersiapkan bank sentral untuk mengerem efek buruk dari kebijakan tapering (pengurangan pasokan likuiditas di pasar oleh bank sentral Amerika Serikat/AS).
Halaman Selanjutnya >> Bank Sentral AS dan Eropa Bagaimana?
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMieGh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIxMDkxOTE2NDMxNC0xNy0yNzc0NTAvY2F0YXQtc2VudGltZW4teWFuZy1iaXNhLWJ1YXQtcGFzYXItYmVyZ2Vqb2xhay1wZWthbi1kZXBhbtIBfGh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIxMDkxOTE2NDMxNC0xNy0yNzc0NTAvY2F0YXQtc2VudGltZW4teWFuZy1iaXNhLWJ1YXQtcGFzYXItYmVyZ2Vqb2xhay1wZWthbi1kZXBhbi9hbXA?oc=5
2021-09-19 10:25:45Z
52782970683795
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Catat! Sentimen yang Bisa Buat Pasar Bergejolak Pekan Depan - CNBC Indonesia"
Post a Comment