JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) beda pendapat soal penyebab kenaikan harga jagung.
Seperti diketahui, harga jagung untuk komoditas pakan hewan ternak menjadi sorotan publik menyusul adanya peternak yang mengeluhkan tinggi harga jagung ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Presiden Jokowi pun langsung menugaskan Kementan) dan Kemendag untuk menyediakan jagung sebanyak 30.000 ton dengan harga Rp 4.500 per kilogram.
Soal penyebab kenaikan harga jagung tersebut, Kementan dan Kemendag ternyata beda pendapat.
Baca juga: Bantah Pernyataan Menteri Perdagangan, Kementan Buka-bukaan Soal Stok Jagung
Kementan
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi mengatakan, penyebab tingginya harga jagung lantaran adanya disparitas harga antara Harga Acuan Pembelian (HAP) dari Kemendag dengan harga yang ada di pasaran.
Menurutnya, perlu penyesuaian antara pengusaha pakan dengan peternak.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
"Sebenarnya permasalahan utama adalah bagaimana menyinkronkan persoalan antara pengusaha pakan baik besar maupun kecil, terhadap peternak-peternak rumahan yang memang dalam hal ini sangat dirugikan," ujarnya dalam rapat kerja dengan komisi IV DPR RI, Senin (20/9/2021).
Ia mengatakan pasokan jagung mencukupi hingga akhir tahun. Namun Wamentan mengakui diperlukan upaya untuk bisa membuat harga di lapangan menjadi stabil dan kondusif.
Baca juga: Pemerintah Klaim Jagung Melimpah, Kenapa Langka dan Mahal?
Kemendag
Sementara itu, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan kenaikan harga jagung disebabkan karena stok jagung tidak ada. Hal itu membuat pasokan jagung terganggu.
Menurut Mendag, harga jagung tidak akan melambung jika masih ada stok 2,3 juta ton jagung.
"Masalah harga jagung, kalau kita tidak punya sekarang 2,3 juta ton jagung, mungkin tidak harganya naik meroket seperti itu? Jadi kalau ada barangnya, sekarang kita jangan bicara jutaan, bicara 7.000 saja tidak ada untuk kebutuhan 1 bulan di Blitar," kata Lutfi dalam Rapat Kerja Bersama Komisi VI DPR RI, Selasa (21/9/2021).
Lutfi mengaku pihaknya sudah memperkirakan ada kenaikan harga jagung. Mendag juga mengatakan Kemendag sudah memberi tahu Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sejak Maret agar mewaspadai kenaikan harga jagung.
Lutfi mengatakan Kemendag siap menggelontorkan anggaran subsidi agar pelaku usaha bisa mendapatkan jagung sesuai dengan harga acuan untuk mengantisipasi tekanan yang lebih besar bagi usaha peternakan ayam petelur. Namun, dia tidak memungkiri ada kendala dari ketersediaan barang.
“Ini masalah supply and demand. Saya sejak awal sudah prediksi harga kedelai akan tinggi, tetapi barang ada. Ada goncangan sedikit, saya umumkan harga tahu akan jadi Rp 15.000 per kg. Jadi kita bekerja bersama. Sekarang kalau barang tidak ada, harga naik, mau cari ke mana barangnya?," kata Lutfi.
Baca juga: Saat Peternak Ayam Tagih Janji Jokowi soal Swasembada Jagung
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMiemh0dHBzOi8vbW9uZXkua29tcGFzLmNvbS9yZWFkLzIwMjEvMDkvMjIvMTIyMjA1NzI2L2tlbWVudGFuLWRhbi1rZW1lbmRhZy1iZWRhLXBlbmRhcGF0LXNvYWwtcGVueWViYWIta2VuYWlrYW4taGFyZ2EtamFndW5n0gF-aHR0cHM6Ly9hbXAua29tcGFzLmNvbS9tb25leS9yZWFkLzIwMjEvMDkvMjIvMTIyMjA1NzI2L2tlbWVudGFuLWRhbi1rZW1lbmRhZy1iZWRhLXBlbmRhcGF0LXNvYWwtcGVueWViYWIta2VuYWlrYW4taGFyZ2EtamFndW5n?oc=5
2021-09-22 05:22:00Z
52782973101424
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kementan dan Kemendag Beda Pendapat soal Penyebab Kenaikan Harga Jagung - Kompas.com - Kompas.com"
Post a Comment