Selain itu, Bambang prediksi, pertumbuhan ekonomi di Nusa Tenggara Barat (NTB) usai bencana gempa berkelanjutan bakal tertahan di angka 0 persen.
Dia mengatakan, sejak tahun lalu ekonomi NTB cenderung tertahan akibat sektor pertambangan yang mengalami kontraksi.
"Sebenarnya pertumbuhan ekonomi NTB itu sudah melambat sejak 2017 gara-gara sektor pertambangannya mengalami kontraksi. Jadi sebenarnya lebih besar dampak dari kontraksi pertambangan ini dibanding dampak gempa," ungkap dia di Jakarta, Jumat 31 Agustus 2018.
Namun, dia menambahkan, bencana gempa juga turut membuat pertumbuhan ekonomi yang tadinya mungkin bisa positif menjadi cenderung tertahan sekitar 0 persen.
"Karena tahun lalu tumbuhnya kan cuman sekitar 0,11 persen. Mungkin pertumbuhannya tahun ini hanya di sekitar 0 persen," papar Bambang.
Adapun ia memperkirakan, sektor ekonomi di kawasan NTB baru dapat pulih kembali antara enam bulan sampai satu tahun ke depan.
"Ini beda kasusnya dengan (gempa) yang di Yogya dan Aceh. Perkiraan kita, mungkin antara enam bulan sampai setahun ekonominya baru mulai kembali pulih," ujar dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pariwisata dan Program Bantuan Tunai Jadi Kunci Bangkitkan Ekonomi Lombok"
Post a Comment