:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2222993/original/044279600_1526974830-1.jpg)
Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak mengalami tekanan yang sangat dalam pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Harga minyak AS mengalami penurunan harian paling curam dalam tiga tahun ini karena kekhawatiran pelemahan permintaan global dan kelebihan pasokan.
Mengutip Reuters, Rabu (14/11/2018), harga minyak berjangka AS turun 7,1 persen dan memecahkan rekor penurunan terendah sejak November 2017. Pelemahan hari ini merupakan penurunan harian yang ke-12.
Harga minyak mentah berjangka AS ditutup turun USD 4,24 per barel atau 7,1 persen menjadi USD 55,69 per barel. Itu adalah persentase penurunan persentase satu hari terbesar untuk kontrak sejak September 2015. Minyak mentah AS telah kehilangan 28 persen sejak puncaknya di awal Oktober.
Sedangkan harga minyak Brent berakhir turun USD 4,65 atau 6,6 persen menjadi USD 65,47 per barel. Kerugian satu hari terbesar sejak Juli. Brent telah kehilangan 25 persen sejak mencetak level tertinggi empat tahun pada awal Oktober.
"Ini sudah tidak mencerminkan fundamental tetapi harga terus mengalami tekanan sehingga jatuh sangat dalam," jelas Phil Flynn, analis Price Futures Group, Chicago, AS.
Sebagian besar analis memperkirakan bahwa penurunan harga minyak yang terjadi pada hari Selasa merupakan kelanjutan pelemahan yang terjadi pada hari sebelumnya.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3691651/permintaan-melemah-harga-minyak-jatuh-7-persenBagikan Berita Ini
0 Response to "Permintaan Melemah, Harga Minyak Jatuh 7 Persen"
Post a Comment