Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan ada 'tamu' tak diundang bernama Covid-19 yang datang ke Indonesia pada 2 Maret lalu, investor di pasar saham langsung bereaksi keras.
Investor ramai-ramai ingin keluar dari pasar saham dan melego sahamnya. Hal ini menyebabkan harga-harga saham anjlok dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan LQ45 tumbang saat itu.
Selang beberapa bulan, Indeks LQ45 memang masih belum berhasil pulih dari virus corona, sejak pengumuman Jokowi terpantau LQ45 masih terkoreksi 10,15%, akan tetapi di tengah koreksi LQ45, ternyata banyak saham-saham yang sudah memasuki fase new normal alias kembali ke level sebelum masuknya corona ke Indonesia.
Indeks LQ45 adalah kumpulan indeks berisi 45 saham paling likuid dan berfundamental bagus dari 600-an saham yang tercatat di BEI.
Konstituen LQ45 manakah yang sudah sukses melawan virus nCov-19 dan menerapkan kenormalan baru? Simak tabel berikut.
Pada periode ini, bukan hanya kembali ke level harga sebelumnya, PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) bahkan berhasil tumbuh tinggi 38,22%. Hal ini dikarenakan ternyata perusahaan kertas Grup Sinarmas ini diuntungkan oleh kehadiran virus corona karena laba bersih INKP pada Q-1 2020 berhasil melesat 145%.
Laba bersih INKP pada 3 bulan pertama tahun ini mencapai US$ 179,31 juta atau melesat 145,32% dari periode yang sama tahun lalu.
Kendati penjualan INKP turun, laba bersih INKP berhasil terbang karena mendapatkan keuntungan selisih laba kurs. Kita ketahui sendiri setelah diserang virus corona, mata uang rupiah anjlok sangat parah bahkan sempat menyentuh titik terlemahnya di angka Rp 16.550/US$. Tentunya ini sangat menguntungkan untuk perusahaan eksportir seperti INKP.
Selanjutnya terdapat pula saham big cap alias saham yang memiliki kapitalisasi pasar besar yang harga sahamnya sudah pulih dari corona.
Adalah PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang sukses menjadi saham yang menahan kejatuhan IHSG karena saham ini mampu reli sebesar 16,85% pada periode ini.
Apresiasi di saham ini sendiri tidak mengherankan sebab sektor barang-barang konsumsi (consumer goods) yang menjadi andalan UNVR tergolong sektor yang defensif karena produknya tetap di butuhkan walaupun dalam kondisi pandemi corona sekalipun.
Selain itu pasar swalayan dan toserba yang menjadi ujung tombak penjualan barang-barang konsumsi masih diijinkan beroperasi walaupun pemerintah menjalankan kebijakan PSBB.
Sedangkan saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga berhasil masuk ke dalam daftar saham yang sudah sembuh dari corona.
Walaupun hanya berhasil terapresiasi 0,27% selama periode ini kinerja BBCA tidak bisa dipandang sebelah mata, sebab BBCA menjadi satu-satunya saham di sektor perbankan yang masuk ke dalam kategori saham new normal ini diantara saham-saham perbankan besar lain masih minus puluhan persen.
Investor bertaruh bahwa daya tahan bank Grup Djarum milik konglomerat duo Hartono ini akan lebih kuat menghadapi pandemi corona, salah satunya karena non-performing loan alias NPL yang mengukur seberapa besar kredit macet yang dimiliki perusahaan, lebih rendah dibandingkan dengan bank-bank lain.
Pada kuartal pertama 2020, tercatat NPL BBCA adalah sebesar 1,6%. Bandingkan dengan NPL perbankan besar di Indonesia lain di periode yang sama seperti Bank BRI dengan NPL 2,8%, Bank BNI dengan rasio kredit macet sebesar 2,4%, dan Bank Mandiri dengan rasio NPL sebesar 2,3%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMidWh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIwMDcxMDEwMzg0NC0xNy0xNzE2NjUvYXN5aWstZGVyZXRhbi1zYWhhbS1scTQ1LWluaS1zdWRhaC1uZXctbm9ybWFsLWJlbGktbGFnadIBAA?oc=5
2020-07-10 04:27:08Z
52782272981202
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Asyik! Deretan Saham LQ45 Ini Sudah 'New Normal', Beli Lagi? - CNBC Indonesia"
Post a Comment