Search

Kayaknya RI Gak Jadi Resesi, IHSG Bakal Rebound! - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Rabu (29/7/2020) berpeluang masuk zona hijau, mengikuti kinerja bursa saham Wall Street kontrak berjangka (futures).

Sentimen positif lainnya juga datang dari kabar yang menyatakan bahwa ekonomi Tanah Air kemungkinan tidak akan berujung resesi.

"Kalau penanganan (virus corona) efektif dan berjalan seiring dengan pembukaan aktivitas ekonomi, maka kondisi ekonomi bisa recover pada kuartal III-2020 dengan positive growth 0,4% dan pada kuartal IV akan akselerasi ke 3%. Kalau itu terjadi, maka pertumbuhan ekonomi kita secara keseluruhan tahun akan bisa tetap di zona positif," ungkap Sri Mulyani.


Sejauh ini, tanda-tanda pemulihan ekonomi nasional sudah terlihat bahkan sejak bulan lalu. Pada Juni, ekspor Indonesia sudah tumbuh 2,28% YoY setelah tiga bulan beruntun mengalami kontraksi.

Sebelumnya, pada perdagangan Selasa kemarin (28/7/2020) IHSG ditutup koreksi 0,07% atau 3,68 poin ke level 5.112,99 terdorong oleh memburuknya hubungan antara Amerika Serikat (AS) dengan China, memberikan kekhawatiran baru terhadap ekonomi global. Hal ini dikarenakan kedua negara tersebut merupakan negara dengan perekonomian terbesar di dunia.

Ketika hubungan AS-China memanas, maka akan berdampak pada ekonomi global, sehingga aset berisiko seperti pasar ekuitas pun cenderung dihindari di saat ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi terjadi. Oleh karena itu, harga logam emas yang dianggap sebagai safe haven menguat tajam pada perdagangan kemarin.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Selasa kemarin nilai transaksi mencapai Rp 8,34 triliun, dengan investor asing jual bersih (net sell) sebesar Rp 295,6 miliar di semua pasar.

Sementara volume transaksi tercatat 13,48 miliar unit saham dengan frekuensi sebanyak 766.487 kali transaksi. Ada 239 saham yang menurun, sementara naik sebanyak 166 saham dan stagnan 175 saham.

Saham-saham yang mengalami penurunan di antaranya saham PT Wilton Makmur Indonesia Tbk (SQMI) (-6,48%), PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) (-4,49%), PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY) (-3,54%), sedangkan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) (-2,82%) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) (-2,69%).

Saham yang paling banyak dilepas asing kemarin adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan jual bersih sebesar Rp 87 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 45 miliar.

Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan beli bersih sebesar Rp 32 miliar dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang mencatatkan net buy sebesar Rp 72 miliar.

Beralih ke bursa saham Amerika Serikat (AS), yaitu Wall Street yang menjadi barometer atau acuan bursa saham global pada penutupan perdagangan Selasa kemarin (Rabu pagi waktu Indonesia) berakhir merah membara.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 205,49 poin atau 0,77% menjadi 26.379,28, sementara Nasdaq anjlok 134,18 poin atau 1,27% menjadi 10.402,09 dan indeks S&P 500 ambles 20,97 poin atau 0,65% menjadi 3.218,44.

Penurunan bursa Wall Street terjadi karena kurangnya sentimen positif yang bisa menggairahkan investor. Selain itu, penurunan juga terdorong oleh anjloknya harga saham-saham teknologi. Saham Amazon tergelincir 1,8% dan Netflix turun 1,4%, Alfabet anjlok 1,7%. Sementara saham Facebook juga turun 1,5% dan Apple ditutup 1,6% lebih rendah.

Sentimen buruk lainnya yang menghapus kenaikan di pasar saham pada Selasa, datang dari perdebatan yang terjadi antara Senat dari Partai Republik dengan Demokrat soal rencana peluncuran stimulus Republik untuk mereka yang terdampak wabah virus corona (Covid-19).

Pada catatan pukul 08.00 WIB, kontrak berjangka (futures) indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,07% pada 26.316, sedangkan S&P 500 menguat 0,24% menjadi 3.220 dan Nasdaq Composite 100 melesat 0,36% pada 10.578.

Pada perdagangan pagi ini Rabu (29/7/2020) penguatan bursa Wall Street kontrak berjangka (futures) kemungkinan menjadi daya dorong IHSG untuk bisa masuk zona hijau.

 

Analisis TeknikalFoto: Revinitif
Analisis Teknikal

 

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area pivot menuju level resistance, maka pergerakan selanjutnya berpotensi naik setelah sempat meneyentuh level support sebelumnya.

Untuk merubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 5.135 hingga area 5.185. Sementara untuk melanjtkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.090 hingga area 5.045.

Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan garis MA yang mencoba berpotongan ke atas dan hologram negatif yang mulai memendek, artinya tekanan jual mulai bekurang maka kecenderungan pergerakan untuk naik.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 53, dengan garis yang bergerak naik, maka IHSG mencoba untuk rebound atau naik.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area pivot menuju level resistance, maka pergerakan selanjutnya cenderung untuk menguat. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator MACD yang mencoba berpotongan ke atas.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(har/har)

Let's block ads! (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMibGh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIwMDcyOTA4MTI1NS0xNy0xNzYxMzMva2F5YWtueWEtcmktZ2FrLWphZGktcmVzZXNpLWloc2ctYmFrYWwtcmVib3VuZNIBAA?oc=5

2020-07-29 01:41:50Z
52782299637515

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Kayaknya RI Gak Jadi Resesi, IHSG Bakal Rebound! - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.