Jakarta, CNBC Indonesia Amerika Serikat akhirnya resmi mengalami resesi (lagi) untuk pertama kalinya dalam lebih dari 1 dekade terakhir. Tidak sekedar resesi, tapi perekonomian Negeri Adikuasa benar-benar hancur lebur di kuartal II-2020. Penyebabnya, tentu saja virus corona. Berasal dari China, virus ini menjadi pandemi, menyebar ke seluruh dunia.
Ironisnya, AS justru menjadi negara dengan jumlah kasus penyakit akibat virus corona (Coronavirus Disease 2019/Covid-19). Bahkan, saat negara-negara lain berhasil meredam penyebarannya, Paman Sam justru terus mengalami lonjakan kasus.
Berdasarkan data Worldometer, jumlah kasus Covid-19 di AS kini lebih dari 4,6 juta orang.
Guna meredam penyebaran virus tersebut, AS sebelumnya menerapkan kebijakan social distancing hingga karantina (lockdown). Dampaknya bisa ditebak, roda bisnis melambat bahkan nyaris mati suri, hingga akhirnya mengalami resesi.
Produk domestik bruto (PDB) di kuartal II-2020 dilaporkan mengalami kontraksi 32,9% secara quarterly annualized atau kuartalan yang disetahunkan (dikali 4). Kontraksi tersebut menjadi yang paling parah sepanjang sejarah AS.
Foto: CNBC International
|
Di kuartal I-2020, perekonomiannya mengalami kontraksi 5% (quarterly annualized), sehingga sah mengalami resesi.
Bukan kali ini saja AS mengalami resesi, melansir Investopedia, AS sudah mengalami 33 kali resesi sejak tahun 1854. Sementara jika dilihat sejak tahun 1980, Negeri Paman Sam mengalami empat kali resesi, termasuk yang terjadi saat krisis finansial global 2008.
Artinya, resesi kali ini akan menjadi yang ke-34 bagi AS.
AS bahkan pernah mengalami yang lebih parah dari resesi, yakni Depresi Besar (Great Depression) atau resesi yang berlangsung selama 1 dekade, pada tahun 1930an. Tetapi kontraksi ekonominya tidak sedalam di kuartal II-2020.
Saat sudah disahkan mengalami resesi, semua lini perekonomian tentunya telah mengalami kemerosotan. Belanja konsumen yang merupakan tulang punggung perekonomian AS, dengan kontribusi sekitar 70% dari total PDB ambrol 34,6%.
Penurunan tajam konsumsi terjadi di bidang jasa, seperti perjalanan, pariwisata, perawatan medis, serta belanja di restoran. Maklum saja, kebijakan social distancing dan lockdown membuat warga AS diminta tinggal di rumah, tidak keluar kecuali sangat penting.
Nyaris tidak ada sektor di perekonomian yang tidak mengalami penurunan tajam. Hanya belanja pemerintah yang mengalami peningkatan, hal tersebut wajar mengingat pemerintah menggelontorkan stimulus fiskal senilai US$ 2 triliun, terbesar sepanjang sejarah, untuk menyelamatkan perekonomian.
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMiemh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIwMDczMTEyMjM0NC0xNy0xNzY3MTgvZWtvbm9taS1hbWVyaWthLXNlcmlrYXQtaGFuY3VyLWxlYnVyLXRhcGktYWRhLWthYmFyLWJhaWstbmlo0gEA?oc=5
2020-07-31 07:05:35Z
52782306485695
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ekonomi Amerika Serikat Hancur Lebur, Tapi Ada Kabar Baik Nih - CNBC Indonesia"
Post a Comment