Search

Sri Mulyani Minta Perbankan Syariah Waspada, Ada Apa? - Kompas.com - KOMPAS.com

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi virus corona (Covid-19) turut memengaruhi kinerja sektor perekonomian dan keuangan syariah, termasuk perbankan syariah.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun mengatakan, dampak pandemi yang membuat aktivitas masyarakat sempat terhenti meningkatkan risiko peningkatan pembiayaan macet atau non performing financing (NPF).

Untuk itu, perbankan syariah pun harus melakukan revisi target atas kinerja mereka.

Baca juga: Erick Thohir Mau Gabungkan Bank Syariah BUMN pada Awal 2021

"Saat ini perbankan syariah harus mulai melakukan revisi target pertumbuhan, sama sepertu perbankan lain," ujar Sri Mulyani dalam video conference, Kamis (23/6/2020).

Lebih lanjut Sri Mulyani pun menjelaskan, kinerja perbankan syarah tahun lalu cukup moncer.

Industri perbankan syariah menurutnya mencatatkan pertumbuhan double digit dengan market share di atas 5 persen.

Untuk pembiayaan bank syariah, dia mengatakan sebagian besar disalurkan ke sektor non lapangan usaha, seperti pemilik rumah tinggal sebesar Rp 83,7 triliun serta peralatan rumah tangga lain termasuk multiguna sebesar Rp 53,8 triliun.

Baca juga: Maybank Indonesia Yakin Pangsa Pasar Syariah Masih Menjanjikan

Selain itu pembiayaan syariah juga disalurkan ke sektor perdagangan besar dan eceran sebesar Rp 37,3 triliun, konstruksi Rp 32,5 triliun, dan industri pengolahan Rp 27,8 triliun.

Sri Mulyani mengatakan, kemampuan perbankan syariah dalam mengelola NPF menjadi salah satu tolak ukur mampu tidaknya industri syariah bertahan dan bangkit setelah pandemi.

"Kenaikan risiko perbankan syariah dalam bentuk NPF menjadi salah satu yang menentukan kemampuan bertahan dan bangkit kembali, di tengah pembatasan sosial yang menyebabkan menurunnya berbagai kegiatan yang sudah disebutkan seperti manufaktur, perdagangan dan proyek-proyek yang alami penurunan atau pembatalan," jelas dia.

Selain itu, Sri Mulyani menilai perbankan syariah juga harus mewaspadai risiko pengetatan likuiditas. Sama seperti yang dialami perbankan konvensional saat ini.

"Waspadai risiko peningkatan kesulitan likuiditas, penurunan aset keuangan, penurunan profitabilitas dan risiko pertumbuhan perbankan syariah yang mengalami perlambatan atau bahkan negatif," tutup Sri Mulyani.

Let's block ads! (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMib2h0dHBzOi8vbW9uZXkua29tcGFzLmNvbS9yZWFkLzIwMjAvMDcvMjMvMTYxNTMxODI2L3NyaS1tdWx5YW5pLW1pbnRhLXBlcmJhbmthbi1zeWFyaWFoLXdhc3BhZGEtYWRhLWFwYT9wYWdlPWFsbNIBamh0dHBzOi8vYW1wLmtvbXBhcy5jb20vbW9uZXkvcmVhZC8yMDIwLzA3LzIzLzE2MTUzMTgyNi9zcmktbXVseWFuaS1taW50YS1wZXJiYW5rYW4tc3lhcmlhaC13YXNwYWRhLWFkYS1hcGE?oc=5

2020-07-23 09:15:00Z
52782294942094

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Sri Mulyani Minta Perbankan Syariah Waspada, Ada Apa? - Kompas.com - KOMPAS.com"

Post a Comment

Powered by Blogger.