Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Intervensi ditujukan pada spot dan Domestic Non Deliverable Forward (DNDF).
Langkah ini menyusul pelemahan rupiah yang cukup signifikan. Dilansir dari Refinitiv, rupiah menembus level psikologis Rp15.900/US$ dan bahkan di tengah perdagangan sempat menyentuh angka Rp15.965/US$ atau melemah 0,60%. Posisi tersebut merupakan yang terlemah sejak 8 April 2020 atau sekitar 3,5 tahun terakhir.
"Kami terus mengawal dengan masuk pasar baik di spot maupun di DNDF," ungkap Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI), Edi Susianto kepada CNBC Indonesia, Senin (23/10/2022)
Pada pukul 13.50 WIB, dolar AS terpantau menguat, berada di level Rp15.930.
Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. Andry Asmoro mengungkapkan tekanan terhadap rupiah datang dari faktor global, setelah pernyataan Jerome Powell yang menyebutkan kenaikan suku bunga acuan dibutuhkan untuk membawa inflasi AS ke 2%.
"Sentimen ini membawa Dollar Index terus tinggi di 106. Hari ini mata uang regional mostly melemah, terhadap dolar AS," ujar Andry kepada CNBC Indonesia, Senin (23/10/2023).
Adapun, pernyataan Powell ini merespon inflasi AS yang masih lambat turun ke arah targetnya The Fed. "Kebijakan yang ketat memberikan tekanan pada aktivitas ekonomi dan inflasi," kata Powell dalam diskusi di Economic Club of New York.
Meskipun dia mengakui kemajuan yang stabil dalam memperlambat inflasi - dan peran kenaikan imbal hasil - dia masih mempertimbangkan tindakan tambahan dari The Fed. Apakah The Fed menaikkan suku bunga atau tidak bergantung pada kinerja perekonomian dalam beberapa bulan mendatang. Sebagai catatan, imbal hasil Treasury 10-tahun hampir menembus 5% pada hari Kamis lalu (19/10/2023).
Pasar keuangan Indonesia diwarnai outflow sepanjang minggu lalu. Dari data Tim Riset CNBC Indonesia, berdasarkan data transaksi 16 - 19 Oktober 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp5,36 triliun terdiri dari jual neto Rp3,45 triliun di pasar SBN, jual neto Rp3,01 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp1,10 triliun di SRBI.
Sementara itu, berdasarkan data transaksi 9 - 12 Oktober 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp4,32 triliun, terdiri dari jual neto Rp4,62 triliun di pasar SBN, jual neto Rp0,10 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp0,40 triliun di SRBI.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Penguatan Rupiah Tertunda Gegara Amerika, Loh Kok Gitu?
(mij/mij)
https://news.google.com/rss/articles/CBMieGh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIzMTAyMzE0MDIxMi0xNy00ODI4NzYvaW50ZXJ2ZW5zaS1iaS1hbWFua2FuLXJ1cGlhaC1kb2xhci1hcy1iYXRhbC10ZW1idXMtcnAxNjAwMNIBfGh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIzMTAyMzE0MDIxMi0xNy00ODI4NzYvaW50ZXJ2ZW5zaS1iaS1hbWFua2FuLXJ1cGlhaC1kb2xhci1hcy1iYXRhbC10ZW1idXMtcnAxNjAwMC9hbXA?oc=5
2023-10-23 07:04:20Z
2535431387
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Intervensi BI Amankan Rupiah, Dolar AS Batal Tembus Rp16.000 - CNBC Indonesia"
Post a Comment