:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2180143/original/095376900_1525749218-20180507-Pesona-Jembatan-Barelang-Dari-Udara-ARYA-3.jpg)
Airlangga melanjutkan, Indonesia ke depan diyakini bisa menjadi pusat pengembangan ekonomi digital. Kondisi tersebut akan mendukung visi Indonesia menjadi bagian dari 10 negara besar yang memiliki ekonomi terkuat di dunia pada 2030.
"Kami sedang menghitung, di tahun 2030, kita butuh 17 juta tenaga kerja yang punya literasi terhadap ekonomi digital," tutur dia.
Saat ini, industri manufaktur masih menjadi penopang utama perekonomian di Batam, dengan didukung pula sektor perdagangan dan jasa, serta konstruksi. Perlahan namun pasti, industri lain juga mulai berkembang pesat di Batam. Di antaranya industri digital, pariwisata, dan MRO atau industri perawatan pesawat.
"Tentunya kami juga fokus pada pengembangan sektor lain, seperti industri galangan kapal (shipyard), offshore, termasuk migas," tutur Airlangga.
Sementara itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani, mengaku telah melihat perkembangan positif dari Batam. Dia menuturkan, pertumbuhan ekonomi yang saat ini sudah di angka 4,25 persen telah jauh lebih tinggi dibanding 2017 lalu yang berada di bawah dua persen.
"Dengan tren yang bagus itu, kami berharap agar kebijakan yang ada harus disempurnakan. Begitu juga dengan koordinasi di tingkat daerah dan pusat yang harus berjalan harmonis. Dengan begitu, kawasan strategis seperti Batam dan kawasan industri lain bisa kembali dilirik investor," ujar Rosan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Dongkrak Potensi UKM Lewat E-Commerce
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Menperin: Industri Manufaktur Topang Ekonomi Kepulauan Riau"
Post a Comment