Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik menguat pada penutupan perdagangan sesi pertama Kamis (2/12/2021), di tengah pergerakan variatif bura saham di Asia Pasifik menyikapi perkembangan varian virus Covid-19 yakni Omicron.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.567,963 atau lompat 60,3 poin (+0,93%) pada penutupan siang. Dibuka naik 0,15% ke 6.517,339, indeks acuan utama bursa ini langsung berbalik ke zona merah usai pukul 09:00 WIB.
IHSG sempat menyentuh level terendah hariannya pada 6.484,578 selama sejam, dan baru kemudian berbalik menguat pada pukul 10:00 WIB. Level tertinggi hariannya disentuh jelang penutupan sesi 1, yakni pada 6.568,383.
Mayoritas saham menguat yakni sebanyak 265 unit, sedangkan 233 melemah, dan 153 sisanya flat. Nilai perdagangan surut ke level Rp 7,5 triliun dengan melibatkan 17 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 898.000-an kali. Investor asing mencetak pembelian bersih (net buy) senilai Rp 30,1 miliar.
Saham yang mereka borong terutama adalah PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan nilai pembelian bersih masing-masing Rp 71,4 miliar dan Rp 36,3 miliar. Keduanya lompat masing-masing sebesar 2,2% dan 3,85% ke Rp 4.170 dan Rp 2.700/unit.
Sebaliknya, aksi jual asing menimpa saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dan PT L Axiata Tbk (EXCL) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 29,6 miliar dan Rp 23,6 miliar. Keduanya menghijau, masing-masing sebesar 1% dan 1,6% menjadi Rp 515 dan Rp 3.120/saham.
Dari sisi nilai transaksi, saham PT Karya Bersama Anugerah Tbk (KBAG) meraja dengan total nilai perdagangan Rp 320,4 miliar diikuti BUKA senilai Rp 277,7 miliar, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai Rp 267,4 miliar.
Reli IHSG terjadi di tengah pergerakan variatif di bursa regional, di mana indeks saham utama di kawasan bergerak variatif merespons perkembangan omicron yang sudah menyebar ke negara-negara maju. Indeks KOSPI Korea Selatan dan Hang Seng Hong Kong menguat 1,1% dan 0,2%, sementara Nikkei Jepang dan Shenzhen China tertekan 0,26% dan 0,2%.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengatakan 24 negara tercatat telah melaporkan kasus varian Omicron sejauh ini. Namun kabar baiknya, sebagian besar menunjukkan gejala yang ringan dan tidak mematikan.
Pelaku pasar juga mencermati faktor musiman pasar saham yang terjadi di bulan Desember yang bisa menjadi salah satu katalis positif, yakni aktivitas mempercantik portofolio para fund manager yang lebih dikenal dengan istilah window dressing.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(ags/ags)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMieGh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIxMTIwMjExNDUzNC0xNy0yOTYwNjkvb21pY3Jvbi10YWstbWVtYXRpa2FuLWloc2ctYmVyYXl1bi1rZS16b25hLWhpamF1LWRpLXNlc2ktMdIBfGh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIxMTIwMjExNDUzNC0xNy0yOTYwNjkvb21pY3Jvbi10YWstbWVtYXRpa2FuLWloc2ctYmVyYXl1bi1rZS16b25hLWhpamF1LWRpLXNlc2ktMS9hbXA?oc=5
2021-12-02 04:48:09Z
1115207062
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Omicron Tak Mematikan, IHSG Berayun ke Zona Hijau di Sesi 1 - CNBC Indonesia"
Post a Comment