Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi AS mencapai level tertinggi dalam nyaris empat dekade pada November, akibat permintaan konsumen yang kuat diperparah dengan kendala pasokan terkait pandemi.
Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan indeks harga konsumen-yang mengukur besaran yang dibayarkan konsumen untuk barang dan jasa-naik 6,8% pada November dari bulan yang sama tahun lalu. Kenaikan tersebut adalah laju tercepat sejak 1982, selain itu kenaikan tersebut merupakan yang keenam bulan berturut-turut di mana inflasi mencapai 5%.
Core Price Indeks (CPI), yang tidak menghitung inflasi di kategori makanan dan energi yang volatil, naik 4,9% pada November dari tahun sebelumnya. Itu adalah peningkatan yang lebih tajam dari kenaikan 4,6% pada Oktober, dan juga laju tertinggi sejak 1991 di Amerika Serikat.
Kenaikan harga terbesar adalah untuk kendaraan baru, yang mencapai 11,1% pada bulan November, dengan beberapa harga terkait energi menunjukkan tanda-tanda pelonggaran.
Tren kenaikan harga di bulan November terjadi sebelum munculnya varian Omicron, yang menimbulkan ancaman baru dari pandemi yang sudah memasuki tahun kedua. Kenaikan harga yang tajam ini merupakan hasil dari ekonomi AS yang berkembang pesat di tengah mulai pulihnya ekonomi global dari pandemi dan menyebabkan ketidakseimbangan dalam rantai pasok.
Berkurangnya pasokan di tengah permintaan akan barang dan jasa yang tinggi, menyebabkan harga ikut meroket beberapa bulan terakhir.
Pada basis bulanan, CPI bulan November meningkat 0,8% dari bulan sebelumnya, hampir sama dengan kenaikan 0,9% di bulan Oktober.
Tingginya laju Inflasi AS menjadi sinyal kuat bagi pejabat Federal Reserve segera mempercepat tapering, membuka jalan untuk menaikkan suku bunga tahun depan untuk mengekang inflasi agar terkendali.
Kekurangan pekerja yang tersedia juga mempengaruhi inflasi dan ekonomi secara keseluruhan, mendorong perusahaan untuk menaikkan harga untuk mengimbangi biaya tenaga kerja yang lebih tinggi.
Inflasi juga diperparah oleh perusahaan masih berjuang dan kesusahan untuk mendapatkan pasokan material, meskipun kendala pasokan menunjukkan tanda-tanda mereda sebelum varian Omicron muncul. Kekurangan semikonduktor yang menghambat produksi mobil, merupakan salah satu yang paling nyata.
Para ekonom umumnya melihat tekanan inflasi dari kendala pasokan akan berkurang pada tahun 2022 karena pekerja akan balik dan pabrik diharapkan kembali beroperasi secara lancar, permintaan konsumen untuk barang ikut mereda dengan produksi meningkat.
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMid2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIxMTIxMTExMzIxMS0xNy0yOTg0NjgvcmVrb3ItaW5mbGFzaS1hcy10ZXJ0aW5nZ2ktc2VqYWstMzktdGFodW4tcmkta3VkdS13YXNwYWRh0gEA?oc=5
2021-12-11 06:45:00Z
1209262691
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rekor! Inflasi AS Tertinggi Sejak 39 Tahun, RI Kudu Waspada? - CNBC Indonesia"
Post a Comment