Jakarta, CNBC Indonesia - Pendapatan YouTube dari iklan untuk pertama kalinya merosot. Ini jadi pertanda buruk bagi bisnis iklan digital yang menjadi andalan raksasa-raksasa teknologi.
Saham perusahaan induk Google dan YouTube, Alphabet, merosot hingga 8,5% setelah melaporkan kinerja keuangan di bawah ekspektasi, baik dari sisi pendapatan maupun laba.
Chief Financial Officer Ruth Porat bahwa penurunan pendapatan YouTube terutama mencerminkan kemunduran lebih lanjut dalam pengeluaran pengiklan.
Pertumbuhan pendapatan Alphabet melambat menjadi hanya 6%, jauh dari capaian 41% pada periode yang sama tahun lalu, menyusul persaingan ketat pada perolehan iklan daring. Tanpa memperhitungkan satu periode perlambatan serupa di awal pandemi, pertumbuhan pendapatan kali ini tercatat terlemah sejak 2013.
Alphabet juga melaporkan penurunan pendapatan iklan YouTube turun 2% menjadi US$7,07 miliar, berbanding terbalik dari harapan pasar yang naik 3%.
Lesunya permintaan atas iklan digital di YouTube bisa menjadi sinyal buruk bagi para pembuat konten digital. Di Indonesia, misalnya, pembuat konten digital yang populer di YouTube adalah Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, Atta Halilintar, serta Ria Ricis.
Philipp Schindler, Chief Business Officer Google mengungkapkan jika terdapat penurunan pengeluaran pada iklan pencarian di sejumlah segmen seperti asuransi, pinjaman, kredit kepemilikan rumah, dan pasar kripto.
Kinerja Alphabet menambah daftar kinerja mengecewakan sejumlah perusahaan besar teknologi di Amerika Serikat yang menyasar iklan digital pada kuartal III ini. Microsoft juga melaporkan kinerja keuangan setelah perdagangan Selasa kemarin berakhir.
Kompetitor utama Google dalam bidang digital, Meta, juga melaporkan kinerja keuangan yang kurang baik.
Goncangan di pasar iklan online terjadi setelah Apple mengubah kebijakan privasi pada 2021. Kebijakan privasi Apple untuk iOS, sistem operasi iPhone dan iPad, menyulitkan perusahaan yang bergantung pada iklan digital untuk "memanen" data secara efektif.
Selain itu, pasar iklan online juga terdampak oleh ketakutan atas resesi yang membuat daya beli konsumen merosot.
Perusahaan media sosial milik Microsoft, LinkedIn, juga melaporkan perlambatan pertumbuhan penjualan dari 42% pada 2021 menjadi 17%.
CFO Microsoft Amy Hood mengatakan bahwa "penurunan belanja iklan, yang juga melemah pada kuartal terakhir, berdampak pada layanan pencarian [Bing] dan solusi pemasaran Linkedin."
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
YouTube Mulai Jadi Ancaman Bagi TikTok, Ini Buktinya!
(dem)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMid2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL3RlY2gvMjAyMjEwMjcxMjIxNDMtMzctMzgyOTQ4L3dhcm5pbmctYnVhdC1yYWZmaS1uYWdpdGEtcGVuZGFwYXRhbi1pa2xhbi15b3V0dWJlLW1lbGVtcGVt0gF7aHR0cHM6Ly93d3cuY25iY2luZG9uZXNpYS5jb20vdGVjaC8yMDIyMTAyNzEyMjE0My0zNy0zODI5NDgvd2FybmluZy1idWF0LXJhZmZpLW5hZ2l0YS1wZW5kYXBhdGFuLWlrbGFuLXlvdXR1YmUtbWVsZW1wZW0vYW1w?oc=5
2022-10-27 06:05:00Z
CBMid2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL3RlY2gvMjAyMjEwMjcxMjIxNDMtMzctMzgyOTQ4L3dhcm5pbmctYnVhdC1yYWZmaS1uYWdpdGEtcGVuZGFwYXRhbi1pa2xhbi15b3V0dWJlLW1lbGVtcGVt0gF7aHR0cHM6Ly93d3cuY25iY2luZG9uZXNpYS5jb20vdGVjaC8yMDIyMTAyNzEyMjE0My0zNy0zODI5NDgvd2FybmluZy1idWF0LXJhZmZpLW5hZ2l0YS1wZW5kYXBhdGFuLWlrbGFuLXlvdXR1YmUtbWVsZW1wZW0vYW1w
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Warning Buat Raffi-Nagita, Pendapatan Iklan YouTube Melempem - CNBC Indonesia"
Post a Comment