JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, laju inflasi pada Febaruari 2023 sebesar 5,47 persen secara tahunan (year on year/yoy), atau sebesar 0,16 persen secara bulanan (month to month/mtm).
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, ada berbagai faktor yang mempengaruhi laju inflasi di Februari 2023. Seperti, mulai masuknya masa panen di minggu akhir Februari 2023, serta terjadi curah hujan yang tinggi dan bencana banjir di sejumlah wilayah.
Kemudian dipengaruhi turunnya harga bahan bakar avtur untuk penerbangan domestik, kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang kini sebesar 5,75 persen, serta kenaikan tarif cukai rokok sebesar 10 persen sejak awal tahun.
"Beberapa peristiwa yang terjadi hingga Februari 2023 itu menjadi catatan kami," ujar Pudji dalam konferensi pers, Rabu (1/3/2023).
Baca juga: Bulog Pastikan 500.000 Ton Beras Impor Sudah Masuk ke Indonesia
Ia bilang, peristiwa dan kebijakan tersebut, mempengaruhi pergerakan harga komoditas di sepanjang Februari 2023. Menurut pantauan BPS, komoditas yang utamanya menyumbang inflasi tertinggi di antaranya ada beras, bahan bakar rumah tangga, dan rokok kretek filter, baik secara tahunan maupun bulanan.
Pudji menuturkan, secara tahunan, komoditas yang dominan memberikan andil terhadap inflasi yakni beras 0,32 persen, rokok kretek filter 0,20 persen, telur ayam ras 0,15 persen, cabai merah 0,11 persen, bawang merah 0,11 persen, hingga rokok putih 0,06 persen.
Selain itu, disumbang pula andil inflasi dari bahan bakar rumah tangga sebesar 0,22 persen, kontrak rumah 0,12 persen, bensin 1,07 persen, tarif angkutan udara 0,17 persen, tarif angkutan dalam kota 0,10 persen, hingga sewa rumah 0,09 persen.
"Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok transportasi yaitu sebesar 13,59 persen dan memberikan andil 1,63 persen terhadap inflasi umum," kata dia.
Baca juga: Pengusaha Nilai Revisi PP soal Rokok Bisa Pengaruhi Penerimaan Negara
Sementara secara bulanan, komoditas yang dominan memberikan andil pada inflasi yaitu beras sebesar 0,08 persen, rokok kretek filter 0,04 persen, bawang merah 0,03 persen, cabai merah 0,02 persen, hingga rokok putih, kentang, dan bawang puting masing-masing 0,01 persen.
"Sementara komoditas pendorong deflasi secara month to month terbesar untuk kelompok transportasi adalah tarif angkutan udara sebesar 0,04 persen," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.https://news.google.com/rss/articles/CBMid2h0dHBzOi8vbW9uZXkua29tcGFzLmNvbS9yZWFkLzIwMjMvMDMvMDEvMTU0MTAxMzI2L2Jwcy1iZXJhcy1yb2tvay1qYWRpLXBlbnllYmFiLWluZmxhc2ktZmVicnVhcmktMjAyMy1jYXBhaS01NDctcGVyc2Vu0gF7aHR0cHM6Ly9hbXAua29tcGFzLmNvbS9tb25leS9yZWFkLzIwMjMvMDMvMDEvMTU0MTAxMzI2L2Jwcy1iZXJhcy1yb2tvay1qYWRpLXBlbnllYmFiLWluZmxhc2ktZmVicnVhcmktMjAyMy1jYXBhaS01NDctcGVyc2Vu?oc=5
2023-03-01 08:41:00Z
1807688713
Bagikan Berita Ini
0 Response to "BPS: Beras, Rokok, Jadi Penyebab Inflasi Februari 2023 Capai 5,47 Persen - Kompas.com - Kompas.com"
Post a Comment