Ambruknya Silicon Valley Bank (SVB) di Amerika Serikat bikin geger. Bank yang fokus pada pendanaan startup ini jatuh setelah 48 jam mengalami krisis modal.
Pengamat Ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eisha M Rachbini menilai bangkrutnya SVB tidak akan berpengaruh besar bagi kelangsungan industri di Indonesia.
"Risiko ke Indonesia kecil secara langsung, karena ada beberapa indikator antara lain perbankan di Indonesia mempunyai kecukupan modal yang kuat. Tidak ada juga startup di Indonesia yang terhubung langsung ke SVB Bank. Di valuated IHSG memang terjadi guncangan karena pengaruh pasar global," katanya, dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (18/3/2023).
Namun demikian, menurutnya kondisi ini tetap perlu diwaspadai, terutama menyangkut pergerakkan suku bunga di luar negeri. Oleh karena itu, menjaga kestabilan sistem keuangan sangat diperlukan.
"Ke depan dari sisi moneter dengan jatuhnya SVB Bank bisa mengingatkan para regulator di dunia, mungkin hal SVB Bank akan terjadi juga pada beberapa bank lain karena kepemilikan di government bond dan beberapa institusi keuangan lain, systematic impact. Masalah utamannya ada pada interest rate," ujarnya.
Eisha menambahkan kejatuhan SVB lantaran menurunnya kepercayaan investor di startup dan venture capital, imbas dari suku bunga acuan AS yang bergerak secara agresif. Akibatnya, muncul keputusan menarik dana dari SVB Bank.
"Namun tidak terdapat dana cukup di situ karena sudah diinvestasikan di longterm bonds. Terjadi mismatch dan tidak bisa mengcover penarikan dana yang sangat cepat dan kemudian collapse," terangnya.
Dalam hal ini terjadi liquidity mistmatch antara deposito yang merupakan tabungan jangka pendek oleh SVB bank, ditanamkan ke investasi jangka panjang, salah satunya di government bonds alias obligasi pemerintah. Sementara, obligasi pemerintah sendiri memiliki suku bunga yang rendah saat sebelum pandemi COVID-19 dan kondisinya kini telah berbeda jauh.
"Pergerakan interest rate di luar negeri bisa jadi mempengaruhi posisi keuangan dalam negeri dan juga patut diwaspadai. Yang harus dilakukan adalah menjaga kestabilan sistem keuangan. Meski di AS sanggup menanggung semua depositor yang ada sebesar US$ 250 ribu," katanya.
Sementara itu, Associate INDEF Eko B Supriyanto mengatakan, jalan yang ditempuh para pengembang startup di tanah air akan semakin sulit ke depannya. Menurutnya, kini startup tidak akan bisa mengandalkan valuasi alias nilai perusahaan.
"Sekarang ini tidak bisa. Agama valuasi oleh startup ditolak oleh pasar. Tidak ada yang tahan membakar uang tanpa bottom line. Sekarang di seluruh dunia termasuk Indonesia, 'dewa'nya adalah bottom-up atau keuntungan," ujar Eko.
Kondisi ini terlihat dari gelombang PHK yang telah melanda startup-startup fintech seperti GOTO, yang baru saja memangkas 1.300 pegawainya demi memperoleh laba. Ia mengatakan, perbankan dalam negeri hampir tidak ada yang memberi kredit kepada startup lantaran unsur kehati-hatian. Kebanyakan, perbankan ini hanya bekerja sama dalam venture capital.
"Kebanyakan bank memberi hanya dalam kerjasama venture capital, baru nyambung ke investor-investor lain. Indonesia tetap tradisional dalam cara pemberian kredit. Walaupun mengaku sudah menjadi bank digital," ujarnya.
Oleh karena itu, Eko mengatakan, ke depan akan menjadi tahun-tahun yang cukup menantang bagi startup, baik dalam maupun luar negeri. Ia menekankan, kini semua investor kembali ke era mencari keuntungan.
"Tidak ada lagi menjual valuasi dan sebagainya. Istilah 'membakar uang' telah selesai pada 2021-2022. Saham startup tidak lagi laku," pungkasnya.
(hns/hns)https://news.google.com/rss/articles/CBMicmh0dHBzOi8vZmluYW5jZS5kZXRpay5jb20vYmVyaXRhLWVrb25vbWktYmlzbmlzL2QtNjYyNTg2NC9nZWdlci1iYW5rLXNpbGljb24tdmFsbGV5LWJhbmdrcnV0LXJpLWJpc2Eta2VuYS1nZXRhaG55YdIBdmh0dHBzOi8vZmluYW5jZS5kZXRpay5jb20vYmVyaXRhLWVrb25vbWktYmlzbmlzL2QtNjYyNTg2NC9nZWdlci1iYW5rLXNpbGljb24tdmFsbGV5LWJhbmdrcnV0LXJpLWJpc2Eta2VuYS1nZXRhaG55YS9hbXA?oc=5
2023-03-18 05:36:39Z
1831079445
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Geger Bank Silicon Valley Bangkrut, RI Bisa Kena Getahnya? - detikFinance"
Post a Comment