Jakarta, CNBC Indonesia- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sesi I Senin (27/3/23) berakhir di 6.724,77 atau turun 0,55% secara harian.
Sebanyak 285 saham menguat, 223 saham melemah sementara 197 lainnya mendatar alias tidak berubah. Hingga istirahat siang,nilaitransaksimencapai sekitarRp5,1 triliundengan melibatkan13,51miliar sahamyang berpindah tangan sebanyak 882 ribu kali.
Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia via Refinitiv, mayoritas sektor berada di zona merah. Sektor finansial menjadi yang paling merugikan indeks melemah sebesar 1,07%.
Terdapat lima saham utama yang terpantau terkoreksi dan membebani IHSG pada sesi I hari ini. Dua diantaranya bersasal dari saham bank raksasa. Adapun kedua saham bank raksasa tersebut yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Saham BMRI membebani IHSG hingga 29,45 indeks poin.
Bank Mandiri terkoreksi parah karena pada hari ini merupakan periodeex datedividen tunai di pasar reguler dan pasar negosiasi. Hal ini karena investor mulai menjualnya sehingga koreksi saham pun tidak terhindarkan.
Sedangkan saham BBCA membebani IHSG sebesar 5,32 indeks poin. Selain itu, Gojek Tokopedia membebani indeks sebesar 3,77 indeks poin. Lalu, Astra International dan Bayan Resources turut memberati IHSG masing-masing 3,50 dan 2,89 indeks poin.
IHSG cenderung masih akan mengalami fluktuasi di awal pekan ini, akibat gonjang-ganjing yang melanda sektor perbankan yang memberikan sentimen negatif.
Namun, ada juga dampak bagusnya, yaitu pasar kini melihat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) tidak akan menaikkan suku bunga lagi dan bahkan banyak yang memprediksi suku bunga akan dipangkas pada Juli nanti.
Hal tersebut tercermin dari perangkat FedWatch milik CME Group, pasar melihat ada probabilitas sebesar 54% The Fed akan memangkas suku bunganya 25 basis poin menjadi 4,5% - 4,75%. Pasar pun menyambut dengan optimisme yang besar, ada harapan Amerika Serikat tidak akan mengalami resesi alias soft landing.
Namun, pelaku pasar masih was-was terhadap stabilitas finansial setelah kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) dan dua bank lainnya di Amerika Serikat.
Gonjang-ganjing tersebut akhirnya merembet ke Eropa, Credit Suisse nyaris kolaps. Bahkan, bank di Jerman yakni Deutsche Bank AG juga tak luput tertular dari krisis SVB.
Hal ini membuat Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) menduga bahwa risiko stabilitas finansial semakin meningkat dan meminta semua negara terus waspada.
Meski demikian, langkah yang diambil otoritas di negara-negara maju mampu membuat pasar sedikit lebih tenang.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Duh Aduh, Posisi IHSG di Level 7.000an Belum Aman Nih
(fsd/fsd)
https://news.google.com/rss/articles/CBMibGh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIzMDMyNzExNTEwOS0xNy00MjQ3NTUvdGVybnlhdGEtaW5pLWJpYW5nLWtlcm9rLWloc2ctdHVydW4tc2FtcGFpLTA1NdIBcGh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIzMDMyNzExNTEwOS0xNy00MjQ3NTUvdGVybnlhdGEtaW5pLWJpYW5nLWtlcm9rLWloc2ctdHVydW4tc2FtcGFpLTA1NS9hbXA?oc=5
2023-03-27 04:56:12Z
1862377266
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ternyata Ini Biang Kerok IHSG Turun Sampai 0,55% - CNBC Indonesia"
Post a Comment