TEMPO.CO, Jakarta - PT PLN (Persero) menjalin kerja sama dengan Jepang untuk transisi energi di Indonesia. Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN Evy Haryadi menyebut pihaknya telah menjalin kolaborasi dengan perusahaan Jepang—seperti IHI Corporation dan Mitsubishi—dalam penerapan co-firing hidrogen untuk PLTU.
PLN juga berkomitmen untuk terus memenuhi peningkatan kebutuhan listrik, khususnya dari sektor bisnis dan Industri. “Saat ini, PLN menghadapi peningkatan permintaan EBT untuk industri padat energi seperti di Sulawesi dan Kalimantan,” kata Haryadi melalui keterangan pers, Sabtu, 4 Maret 2023.
Haryadi menjelaskan, untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060, dalam jangka pendek tahun 2021 hongga 2030, pihaknya akan menambah pembangkit EBT hingga 20,9 GW. Pembangkit tersebut bakal didominasi oleh pembangkit hidro, geotermal dan panel surya.
“Untuk jangka pendek, kami telah membangun berbagai pembangkit EBT bersamaan dengan program dedieselisasi dan pensiun dini pembangkit batu bara,” ujar Haryadi.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (BPSDM ESDM) Prahoro Nurtjahyo menyebut transisi energi menjadi pilar penting dalam KTT G20 yang akan dibawa ke ASEAN Chairmanships tahun ini. Dia pun mengatakan energi baru terbarukan atau EBT menjadi salah satu prioritas pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Selanjutnya: Indonesia mempunyai potensi sumber daya EBT yang melimpah
https://news.google.com/rss/articles/CBMiYGh0dHBzOi8vYmlzbmlzLnRlbXBvLmNvL3JlYWQvMTY5ODg2My9wZW5lcmFwYW4tdHJhbnNpc2ktZW5lcmdpcGx0dS1wbG4tZ2FuZGVuZy1wZXJ1c2FoYWFuLWplcGFuZ9IBAA?oc=5
2023-03-05 08:59:11Z
1809262540
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Penerapan Transisi Energi PLTU, PLN Gandeng Perusahaan Jepang - Bisnis Tempo.co"
Post a Comment