Search

Ekonomi AS Masih Jaya, Wajar Sih Pemilik Emas Kecewa - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Emas terkapar pekan ini setelah pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) terus memberi sinyal kebijakan hawkish ke depan.

Emas juga melemah setelah data manufaktur AS masih melaju kencang.

Pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (21/4/2022), emas ditutup melemah 1,1% ke posisi US$ 1.982,89 per troy ons.

Pelemahan emas kemarin menyeret sang logam mulai kembali ke level bawah psikologis US$ 2.000 per troy ons.

Dalam sepekan, harga emas melemah 1,01% secara point to point. Pelemahan dalam sepekan tersebut adalah yang terburuk dalam delapan minggu atau dua bulan terakhir.
Emas hanya melemah 0,25% pada pekan lalu dan bahkan terbang 2,04% sepekan pada dua minggu sebelumnya.

S&P melaporkan pada Jumat malam (21/4/2022) melaporkan hasil survei mengenai aktivitas manufaktur AS.

Di luar dugaan, survei terbaru menunjukkan aktivitas manufaktur barang dan jasa AS malah tumbung kencang pada April.

Masih kencangnya aktivitas manufaktur menunjukkan permintaan yang masih kuat sehingga bayang-bayang resesi memudar.

Permintaan yang kencang di satu sisi menunjukkan ekonomi AS yang masih tumbuh baik dan tidak ada resesi.

Namun, di sisi lain, ekonomi yang kencang bisa membuat bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) tetap hawkish.Ekonomi yang masih kencang adalah sinyal inflasi masih sulit diturunkan.

Kondisi ini jelas tidak baik bagi emas mengingat kebijakan hawkish akan membuat dolar AS terbang dan yield surat utang pemerintah AS naik tajam.

Menguatnya dollar AS akan berdampak positif ke emas karena emas menjadi mahal bagi investor sehingga minat untuk membeli turun.

Emas juga tidak menawarkan yield sehingga kenaikan yield surat utang pemerintah AS membuat emas semakin dijauhi.

Survei S&P Global terbaru mengenai PMI Manufaktur AS menunjukkan, indeks akan berada di angka 50,4 pada April. Angka tersebut menjadi yang tertinggi dalam enam bulan terakhir dan naik signifikan dibandingkan 49,2 pada Maret.

Dengan demikian, PMI akan tetap berada di atas 50 atau fase ekspansif selama tiga bulan beruntun.

Survei yang dilakukan pada 12-20 April juga menunjukkan PMI aktivitas jasa AS akan naik menjadi 53,7 pada April atau tertinggi sepanjang tahun ini.

Indeks akan lebih tinggi dibandingkan pada Maret yang tercatat 52,6.Indeks pada April juga jauh di atas ekspektasi pasar yakni 51,5.

"Aktivitas manufaktur tertinggi dalam hampir setahun karena ada permintaan yang menguat, membaiknya pasokan, serta naiknya permintaan baru. Pertumbuhan jasa dan barang sangat solid," tutur S&P Global dalam laporannya.

Beberapa pejabat The Fed juga terus menyuarakan kebijakan hawkish.

Gubernur Fed Michelle Bowman, Kamis (20/4/2023), mengatakan inflasi masih jauh di atas target The Fed yakni di kisaran 2%.

Kerja The Fed untuk menurunkan inflasi pun jauh dari kata selesai. Seperti diketahui, inflasi AS melandai ke 5% (year on year/yoy) pada Maret, dari 6% (yoy) pada Februari 2023.

Survei CME FedWatch menujukkan 85,4% pelaku pasar bertaruh The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps pada 2-3 Mei mendatang.
Sebanyak 71% bertaruh The Fed akan mulai menahan suku bunga pada Juni.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Kejamnya Dolar AS, Harga Emas Dibuat Anjlok 1,6%


(mae/mae)

Adblock test (Why?)


https://news.google.com/rss/articles/CBMicWh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIzMDQyMjA4MzAzNC0xNy00MzE2OTQvZWtvbm9taS1hcy1tYXNpaC1qYXlhLXdhamFyLXNpaC1wZW1pbGlrLWVtYXMta2VjZXdh0gF1aHR0cHM6Ly93d3cuY25iY2luZG9uZXNpYS5jb20vbWFya2V0LzIwMjMwNDIyMDgzMDM0LTE3LTQzMTY5NC9la29ub21pLWFzLW1hc2loLWpheWEtd2FqYXItc2loLXBlbWlsaWstZW1hcy1rZWNld2EvYW1w?oc=5

2023-04-22 02:00:00Z
1964951692

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ekonomi AS Masih Jaya, Wajar Sih Pemilik Emas Kecewa - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.