Search

Sinar Emas Meredup Karena Warga Amerika Masih Doyan Belanja - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Emas makin kehilangan sinarnya. Pada penutupan perdagangan Kamis (27/4/2023), emas ditutup di posisi US$ 1.987,87 per troy ons. Harga sang logam mulia melemah 0,08%.

Pelemahan kemarin memperpanjang performa negatif emas yang juga melemah 0,42% pada perdagangan hari sebelumnya.

Harga emas belum membaik pada pagi hari ini. Pada perdagangan hari ini, Jumat (28/4/2023) pukul 07:05 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1986,44 per troy ons. Harganya meladai 0,07%.

Emas melemah karena dolar Amerika Serikat (AS) kembali perkasa. Indeks dolar ditutup pada posisi 101,50 kemarin, dari 101,47 pada hari sebelumnya.

Dolar AS menguat karena pelaku pasar semakin meyakini bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps pada pekan depan. Kemungkinan tersebut kini mengarah 87%. The Fed akan mengumumkan kebijakan pada pekan depan.

Terlebih, data-data terbaru menunjukkan inflasi AS masih saja kencang.

Departemen Perdagangan AS melaporkan ekonomi AS tumbuh melandai 1,1% (year on year/yoy) pada kuartal I-2023, lebih rendah dibandingkan estimasi yakni 2%.

Pertumbuhan pada Januari-Maret 2023 juga jauh lebih rendah dibandingkan pada kuartal IV-2022 yang tercatat 2,6%.

Kendati melandai, ekonomi AS tetap tumbuh dalam tiga kuartal secara berturut-turut.

Konsumsi juga masih sangat kencang. Konsumsi rumah tangga tumbuh 3,7% (yoy) pada kuartal I-2023, jauh lebih tinggi dibandingkan 1% pada kuartal IV-2022.

Masih panasnya pasar tenaga kerja AS menjadi salah satu alasan mengapa konsumsi masih tetap tinggi di tengah lonjakan inflasi.

Sebagai catatan, inflasi AS memang melanda menjadi 5% (yoy) pada Maret 2023 tetap angkanya masih jauh di atas target The Fed di kisaran 2%.
Maret, dibandingkan 3,7%

Departemen Tenaga Kerja AS, hari ini, juga melaporkan jika klaim pengangguran turun 16.000 menjadi 230.000 pada pekan yang berakhir pada 22 April.
Jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan 246. 000 pada pekan sebelumnya.

Klaim pengangguran juga jauh lebih kecil dibandingkan ekspektasi pasar yang berada di angka 249.000.

Lebih sedikitnya klaim pengangguran semakin menegaskan jika pasar tenaga kerja AS masih panas sehingga ada kemungkinan inflasi sulit turun secara signifikan.


Pelaku pasar kini menunggu data pengeluaran konsumen AS untuk Maret yang akan keluar Jumat malam waktu Indonesia.

"Jika data pengeluaran konsumen AS masih panas maka ini akan menjadi kabar buruk bagi emas. Emas menjadi kurang menarik," tutur Jim Wyckoff, analis dari Kitco Metals, dikutip dari Reuters.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Kejamnya Dolar AS, Harga Emas Dibuat Anjlok 1,6%


(mae/mae)

Adblock test (Why?)


https://news.google.com/rss/articles/CBMieWh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIzMDQyODA3MTYzMi0xNy00MzI5MDkvc2luYXItZW1hcy1tZXJlZHVwLWthcmVuYS13YXJnYS1hbWVyaWthLW1hc2loLWRveWFuLWJlbGFuamHSAX1odHRwczovL3d3dy5jbmJjaW5kb25lc2lhLmNvbS9tYXJrZXQvMjAyMzA0MjgwNzE2MzItMTctNDMyOTA5L3NpbmFyLWVtYXMtbWVyZWR1cC1rYXJlbmEtd2FyZ2EtYW1lcmlrYS1tYXNpaC1kb3lhbi1iZWxhbmphL2FtcA?oc=5

2023-04-28 00:21:26Z
1985952064

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Sinar Emas Meredup Karena Warga Amerika Masih Doyan Belanja - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.