Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mendorong peningkatan nilai tambah batu bara dengan mengkonversi menjadi gas. Upaya tersebut bisa mengurangi porsi penggunaan Liqufied Petroleum Gas (LPG).
Jonan mengatakan, Batu bara bisa memiliki nilai tambah dengan gasifikasi. Hal tersebut bisa mengurangi peran LPG. Oleh sebab itu, Jonan meminta agar perusahaan batu bara melakukan hal tersebut.
"Yang harus didorong semua perusahaan tambang mendorong coal to liquid, coal to gas," kata Jonan, saat rapat dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR, Rabu 30 Mei 2018.
Gasifikasi batu bara tersebut mampu mengurangi impor LPG. Saat ini memang mayoritas pasokan LPG berasal dari luar negeri. Dari sekitar 6,7 juta ton konsumsi LPG nasional, 5 juta ton dipasok dari impor.
Jonan telah mendorong PT Pertamina (Persero) untuk bekerjasama dengan perusahaan batu barauntuk menerapkan gasifikasi. Dia pun siap mempermudah perizinan jika ada investor yang minat meningkatkan nilai tambah batu bara.
Kementerian ESDM melalui Badan Litbang ESDM mengaplikasikan dan mengusahakan clean coal technology dengan konsep coal to gas, dengan produk Teknologi Gasifikasi Mini Batubara, teknologi gasifikasi untuk pembangkit listrik skala kecil (1MW) dan teknologi Underground Coal Gasification, serta pengembangan konversi batubara kegas antara lain untuk Dimetil Eter (DME).
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kementerian ESDM Kaji Formula LPG Baru, Harga Bisa Lebih Murah?"
Post a Comment